Mohon tunggu...
Atik Dwi Agustin
Atik Dwi Agustin Mohon Tunggu... Guru - Guru/ SMA NEGERI 3 TUBAN

Saya lulusan S1 bahasa Jawa UNESA, sebagai Guru bahasa Jawa dituntut untuk berkarya/ berinovasi dalam hal pembelajaran bahasa Jawa. agar lebih dapat memberikan manfaat kepada publik untuk belajar bahasa Jawa yang baik dan menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Tembang Macapat dengan Media Kuis Wordwall

12 Desember 2022   14:37 Diperbarui: 12 Desember 2022   14:46 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LK 3.1 Menyusun Best PracticesMenyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode   Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Belajar Tembang Macapat  Dengan media kuis  Wordwall

Lokasi SMA Negeri 3 Tuban
Lingkup PendidikanSMA
Tujuan yang ingin dicapai : Menumbuhkan rasa senang, serta memunculkan kembali ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa.
PenulisAtik Dwi Agustin
Tanggal 26 April 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Menurunnya kemampuan berbahasa Jawa standar pada lingkungan usia remaja bahkan usia dewasa menimbulkan perasaan yang menyedihkan sekaligus rasa ketakutan yang amat tinggi, penggunaan Bahasa Jawa standar di lingkungan mereka.

Lebih kusus di daerah Kota Batu sangat memprihatinkan, mulai dari usia anak-anak yang terbiasa menggunakan Bahasa Dialek daerah setempat tanpa memandang usia saat berkomunikasi, terlebih pengaruh penggunaan Bahasa Indonesia yang sangat cepat berkembang dan menjadi bahasa "aman" untuk berbicara dengan orang lain disekitarnya. Hal ini tentu berhubungan dengan beberapa faktor yang menjadikan mereka sangat jarang menggunakan Bahasa Jawa standar sesuai tingkatan yang seharusnya digunakan dikehidupan sehari-harinya.

Faktor yang menyebabkan sangat minimnya penggunaan Bahasa Jawa standar diusia remaja sampai dewasa adalah sebagai berikut:
1.Kebiasaan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat yang menggunakan bahasa dialek  ngoko dan bahasa Indonesia.
2.Kurangnya kepedulian orang tua untuk menegur penggunaan Bahasa Jawa yang salah yang digunakan anak- anaknya.
3.Kurangnya pengetahuan tentang kosa kata Bahasa Jawa. (ngoko-krama)

Penerapan berbagai strategi untuk pembelajaran tahap awal adalah dengan cara membuat peserta didik merasa senang dan suka terhadap pelajaran Bahasa Jawa terlebih dahulu. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk memantik minat peserta didik untuk mempelajari Bahasa Jawa, dan lebih jauhnya untuk menerapkan Bahasa Jawa standar   dikehidupan bermasyarakat.

wordwall-2-jpg-6396dad7ee794a2f1c44c4b2.jpg
wordwall-2-jpg-6396dad7ee794a2f1c44c4b2.jpg
Kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik dan tentunya juga bagi guru sangat penting diterapkan pada kegiatan pembelajaran, hal    ini untuk memulai rasa ketertarikan bagi peserta didik untuk pembelajaran Bahasa Jawa, saya rasa akan sangat berguna dan bermanfaat untuk pembelajaran Bahasa Jawa dimanapun diterapkan, tentu masalah tentang kurang tertariknya peserta didik terhadap pelajaran Bahasa Jawa  sudah menjadi hal yang umum dimanapun tempatnya, kususnya pada anak usia remaja yang masih labil dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Peran dan tanggung jawab seorang guru tentu sangat besar dalam kegiatan seperti ini, yang sangat jelas dan menjadi fokus  adalah untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa,  dengan cara menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan tentu menarik akan mempengaruhi keberhasilan tujuan untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa ini.

Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,Beberapa tantangan tentu saja ada dalam setiap kegiatan seperti ini, seperti halnya dari diri peserta didik sendiri, antara lain:
1.Kurangnya ketertarikan dalam menerapkan Bahasa Jawa
2.Kurangnya ketertarikan untuk mempelajari   Bahasa Jawa
3.Kurangnya ketertarikan untuk memepelajari tembang macapat
4.Peserta didik lebih tertarik dengan lagu jawa versi modern.

Tentu dengan berbagai kekurangan yang timbul dari peserta didik bisa lebih menjelaskan bagaimana tantangan sebagai guru untuk memantik ketertarikan peserta didik untuk terus mempelajari, mengetahui dan menerapkan Bahasa Jawa pada kehidupan sehari-hari.
Faktor yang juga ikut menyumbang adanya tantangan untuk ketercapaian yang akan dituju tidak hanya dari diri peserta didik, tetapi juga dari  lingkungan keluarga, antara lain:
1.Kurangnya rasa peduli orang tua terhadap bahasa yang digunakan anak di rumah
2.Pengaruh pergaulan di lingkungan rumah yang  sangat jarang mendengarkan lagu tembang macapat.
3.Peran orang tua yang sedikit sekali jaman sekarang mengenalkan lagu-lagu tembang macapat.
 
Tentu hal diatas  menimbulkan  tantangan yang juga tidak kalah berat untuk ketercapaian yang diharapkan, hal ini dikarenakan jam tatap muka peserta didik, dan durasi komunikasi yang dilalui peserta didik masih jauh lebih banyak di lingkungan keluarga dan juga masyarakat.

Tantangan yang terakhir jelas dari guru sendiri, tentang wawasan guru yang masih jauh dari kata kaya mengenai model pembelajaran yang inovatif dan yang menarik. Tentu guru selalu berusaha untuk terus menggali dan mencari inovasi yang bisa mencapai tujuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakn.

Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini tentu mulai dari orang tua, yang perlu diberikan pembekalan dan pengertian tentang bagaiamana pentingnya bahasa anak untuk berkomunikasi, baik di lingkungan rumah ataupun lingkup masyarakat. Selanjutnya peserta didik sendiri, dimana mereka adalah sebagai target tercapainya tujuan ini, selanjutnya adalah guru sendiri yang mempunyaitugas untuk selalu memberikan materi dengan berbagai model pembelajaran yang menarik.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi iniLangkah-langkah yang dilakukan untuk menangani tantangan yang muncul dari berbagai pihak diatas adalah:
1.Menyiapkan, menyusun dan merancang kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari berbagai model, materi dan juga metode, teknologi juga berperan besar dalam hal ini untuk menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik untuk mengikuti kegiatan.
2.Memberikan sedikit demi sedikit pengetahuan tentang pentingnya penggunaan Bahasa Jawa standar saat ada pertemuan rutin wali murid.
3.Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4.Memberikan projek untuk tindak lanjut peserta didik.

Strategi yang saya lakukan  adalah  mengajak peserta didik  belajar  untuk  melagukan  tembang macapat   dengan   model   pembelajaran   langsung, Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik.

Yang diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah Arends dalam Trianto (1997). Hal ini mempunyai kelebihan untuk memberikan latihan yang baik bagi peserta didik dengan langsung dibimbing dan diberikan evaluasi secara langsung saat proses pembelajaran berlangsung.
Proses berdasarkan tahapan kegiatan:


1.  Persiapan Pembelajaran
 
Dalam tahap persiapan adalah guru yang berperan paling penting, yaitu menyiapkan pembelajaran yang dapat mendukung ketercapaian tujuan yang akan dicapai, membuat model pembelajaran dan menentukan materi yang menarik untuk memantik rasa senang dan suka peserta didik    terhadap Bahasa Jawa.


2.Pelatihan Pendampingan
Tahap ini akan menentukan tingkat keberhasilan peserta didik, bagaimana mereka berlatih terus menerus berlandaskan rasa senang dan bahagia mengikuti pembelajaran nembang macapat tersebut. Dengan bantuan media permainan wordwall,  melagukan tembang macapat menjadikan peserta didik lebih senang mengikuti, dengan mengacak baris tembang macapat yang muncul membuat peserta didik seperti menjadi peserta perlombaan, yang menimbulkan rasa bahagia pada peserta didik.


3.Rencana Tindak Lanjut (Projek Video)
Tahap Tindak lanjut ini mempunyai peran yang  juga tidak kalah penting, bagaimana peserta didik dapat mencipta vidio praktik tembang macapat dengan benar sesuai titi laras dan cakepan.
Jaman sekarang tidak lepas dari pembelajaran IT, peserta didik diharuskan memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Hasil vidio rekaman bisa diunggah melalui google classrom yang sudah disediakan oleh guru.
Setelah melalui seleksi guru, 5 hasil vidio terbaik nantinya akan dipublikasikan dimedia sosial instagram untuk mengapresiasi peserta didik dalam bentuk ITC.

Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah sumber daya manusia dan teknologi. Sumber daya  manusia mempunyai peran untuk menumbuhkan kreativitas, bagaimana mereka merancang hasil tindak lanjut yang baik, juga kreatif. Sedangkan sumber daya teknologi adalah kemampuan siswa dalam pengambilan vidio saat melagukan tembang macapat dengan hasil gambar dan suara yang jernih.

Sedangkan tentang materi, adalah tembang macapat yang dilagukan, perlu diketahui bahwa menurut Brewster dkk (2002:162) Lagu merupakan sumber belajar, sumber motivasi memupuk tingkah laku positif dan meningkatkan daya ingat.

Hal ini tentu memengaruhi ketercapaian peserta didik untuk lebih mudah mengingat pembelajaran Bahasa Jawa. Sedangkan  Gordon  Dryden  & Dr  Jeannette Vos (2000 : 303) mengungkapkan Charles Schmid- seorang perintis metode-metode pengajaran baru dari San Fransisco California-mendapati bahwa music pencipta  suasana  merupakan  salah  satu kunci utama untuk mencapai kecepatan belajar setidaknya lima kali lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini sangat baik untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran bahasa Jawa.
 
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebutA. Dampak yang terjadi setelah adanya aksi kegiatan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:


1.Peserta didik merasa senang dengan cara belajar langsung materi melagukan tembang macapat, mereka dapat belajar bersama untuk melagukan tembang macapat, apalagi dengan bantuan media wordwall, mereka sangat antusias untuk memilih dan berharap mendapatkan baris yang mereka kuasai.
2.Peserta didik menjadi lebih aktif dengan kegiatan belajar menembangkan macapat, media berbasis teknologi yang membuat peserta didik lebih tertarik mengikuti kegiatan melagukan tembang macapat, hal ini tentu akan sangat berbeda jika hanya menggunakan pembelajaran manual yang sudah dianggap monoton, seperti tidak ada teknologi didalam pembelajaran. Hal ini juga karena ada beberapa masukan dari teman sejawat, Guru pamong dan juga dosen.
3.Respon dari guru pamong dan dosen mengenai pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran tersebut sangat positif dan mendukung.

B.Keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan adalah peserta didik menjadi lebih aktif, bersemangat, memperoleh hasil ketrampilan menembangkan tembang macapat dengan cara berkelompok maupun individu. Berdasarkan hasil belajar dengan jumlah siswa sebanyak 20 diperoleh data dari 10 siswa dinyatakan belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sedangkan 10 siswa sudah memenuhi kriteria pembelajaran. Setelah guru menggunakan media pembelajaran yang inovatif diperoleh siswa 18 peserta didik (90%) telah memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dan 2 siswa (10%) masih belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sehingga kegiatan ini dianggap efektif dan berhasil dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa.

C.Faktor yang menjadi ukuran tidak berhasilan dari metode yang digunakan adalah, adanya peserta didik yang kurang antusias, karena tidak biasa bernyanyi dan tidak suka mendengarkan nyanyian-nyanyian apapun.

D.Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan proses yang telah dilakukan adalah
1.Suasana belajar mengajar di kelas lebih menyenangkan karena semua siswa terlibat aktif untuk menembangkan tembang macapat, banyak pertanyaan dan usaha untuk meminta evaluasi saat menembangkan macapat sesuai titilaras yang masih dirasa fals.

2.Saya mendapat tanggapan baik dari siswa dan guru dengan adanya penerapan materi nembang   macapat dan penggunaan media wordwall.
3.Terjalin baik kerjasama antara pihak sekolah  dan orang tua peserta didik.

Kata Kunci
1.Keterampilan menurut Hari Amirullah (2003: 17) istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran.
2.Tembang macapat Menurut Padmosoekotjo (1960: 25) tembang inggih menika reriptan utawi dhapukaning basa mawa paugeran tartamtu (gumathok) ingkang pamaosipun kedah dipunsekaraken ngangge kagunan swanten. Artinya, tembang Macapat adalah karangan atau rangkaian bahasa menggunakan patokan tertentu yang cara membacanya harus dilagukan dengan seni suara

3.Wordwall menurut Eric Kunto Aribowo (2020) dalam artikelnya yang berjudul "Wordwall: Media Pembelajaran Interaktif Mulai dari Quiz, Wordsearch, hingga Anagram" adalah aplikasi berbasis website ini dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran seperti kuis, menjodohkan, memasangkan pasangan, anagram, acak kata, pencarian kata, mengelompokkan, dll. Menariknya lagi, selain pengguna dapat menyediakan akses media yang telah dibuatnya melalui daring, juga dapat diunduh dan dicetak pada kertas. 

Aplikasi ini menyediakan 18 template yang dapat diakses secara gratis serta pengguna dapat berganti template aktivitas satu ke aktivitas lainnya dengan mudah. Guru juga dapat menjadikan konten buatannya sebagai tugas.

Daftar Pustaka
Arends, Richardl.1997.Clasrom Instructional Management. Dalam Trianto. 2011.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Brewster, J., Ellis, G., Girard, D. 2002. The Primary English Teachr's Guide. England: Penguin English
Sopya. 2018. "Pembelajaran Bahasa Inggris Menggunakan Lagu", https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/4236/ 2748, diakses pada 20 April 2022 pukul 20.00 WIB
https://www.erickunto.com/2020/11/wordwall-media-pembelajaran-interaktif.html. Diakses pada 21 April 2022 pukul 16.15 WIB
http://digilib.uinsgd.ac.id/43357/4/4_bab1.pdf. Diakses pada 21 April 2022 pukul 17.15 WIB
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu- guruku/2021/08/24/lagu-meningkatkan-kemampuan-pronunciation-dalam- pembelajaran-hybrid/. Diakses pada 22 April pukul 19.30 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun