Kapankah terakhir dapat tidur tenang tanpa ada gangguan dari suatu hal. Entahlah, gadis ini selalu dihantui yang namanya insomnia.
Namanya, Kanaya merupakan seorang freelance sebagai konten kreator yang membuat dia sering menggunakan ponsel atau laptop.
Karena memiliki hobi menulis seperti membuat artikel dan cerita fiksi maupun nonfiksi dia menjadikan hal ini sebagai ladang cuan.
Jemari lentik menyentuh keyboard laptop dengan lincah untuk mengetik sesuai hal, matanya fokus pada layar putih dengan tenang.
Walaupun begitu, pikirannya tetap berjalan saat huruf satu persatu menjadi kata, lalu kalimat.Â
"Jam berapa sih ini?" Tanya Kanaya entah kepada siapa, tak ada di ruangan selain dia.
Kanaya melirik jam di laptop menunjukan pukul sebelas malam.Â
 Ia meneguk segelas kopi yang berada di samping agar menghilangkan rasa kantuk dan makin fokus.Â
Kanaya menghela nafas lega ketika semua pekerjaannya selesai, ia membereskan semua barang yang dipakai untuk kegiatan malam ini.
Tungkai kaki melangkah menuju kamar mandi untuk membasuh wajah, lalu mengoleskan skincare perawatan kulit.
Kanaya merebahkan diri di kasur, hendak tidur karena sudah terlalu lelah. Disaat mata itu telah terpejam Kanaya mendengar sesuatu.
Awalnya ada bunyi seperti mendengar saat kita berada dekat mobil yang berlaju kencang, re :Â Wuzzz. Detak jantungnya berpacu dengan tempo berantakan.Â
Dalam keadaan mata yang masih tertutup, Kanaya mendengar suara orang berbicara, ia tahu jika itu adalah suara yang dia kenal, suara dirinya sendiri, suara orang tua dan juga suara kekasihnya.
Tak hanya itu, Kanaya melihat sesuatu dan merasa jika dia berada di alam lain namun sebenarnya dia masih terpejam. Kanaya mencoba untuk membuka mata tapi tidak bisa.
Dalam hati ia melafal kalimat dan juga berdoa, namun otaknya seperti blank, seakan lidah kelu. Dia selalu mencoba kembali, hitungan ketiga kalinya dia berhasil membuka mata.
Matanya melihat bercak darah di kasur, ia merinding ketakutan dan jantungnya berdetak lebih kencang tak beraturan serta sekujur tubuh terasa lemas dan gemetar.
"Aku mau sadar sepenuhnya, tolong." Ucap Kanaya dalam hati, dia merasa jika belum sepenuhnya terjaga.
Akhirnya ia terbangun dengan nafas memburu dan tak bisa tidur.Â
Kanaya membuka ponsel lalu mengirim pesan kepada kekasih. Dia menceritakan kejadian yang menimpa.
Kanaya selalu terbuka meskipun kekasih selalu menutupi masalah, sedih sebenarnya cuma dia tidak mau memaksa.
Dari pagi hingga sore Kanaya melakukan aktifitas biasa sambil membalas pesan dari kekasih jarak jauhnya, untuk malam ini dia tidak mengerjakan projek.Â
Dan saatnya dia tidur tepat waktu sebelum pukul dua belas. Kanaya tidak lupa mencuci wajah sebelum tidur, lalu mengibas kasur agar debu atau hewan kecil tak berkeliaran di atas.
Kejadian yang tak diinginkan lagi, Kanaya mendengar bisikan itu lagi, sesekali batinnya merespon lalu disingkirkan.Â
"Bisa berhenti ga?"Ujarnya.
Kanaya ketakutan, ia ingin tidur lelap namun mengapa dia kembali?
Kali ini lebih parah, Kanaya mendengar suara yang menyalahi dirinya, bicara anak tidak berguna dan banyak caci maki lainnya.
Kanaya ingin menangis, itu sangat menakutkan dan melelahkan. Dia ingin ini cepat berakhir, sudah tak kuat.Â
"Aku lelah, mohon jangan seperti ini. Maaf jika aku salah." lirih batinnya yang sedang berperang.Â
Kanaya mencoba membuka mata, dengan separuh sadar ia melihat sosok sedang duduk di samping saudara dengan rambut menutupi wajah.
Kanaya tertegun, ia mencoba membuka mata kembali, sosok itu hilang.
Kanaya mengalami teror seperti itu semenjak ia memiliki banyak pikiran atas semua masalah yang ditimpa. Walaupun dia memiliki kekasih berbagi keluh kesah namun tidak semua dia ceritakan.
Tidak tahu, yang terjadi pada Kanaya merupakan hal mistis atau bukan karena Kanaya belum periksa ke para ahli.
Bagi yang membaca mungkin terlihat biasa, tapi berada di posisi Kanaya itu sangat menakutkan, menyeramkan.
Kejadian ini terus terjadi meskipun tidak setiap hari, bahkan lebih parah dia melihat tengkuk ditahan namun rasanya seperti nyata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H