Kanaya merebahkan diri di kasur, hendak tidur karena sudah terlalu lelah. Disaat mata itu telah terpejam Kanaya mendengar sesuatu.
Awalnya ada bunyi seperti mendengar saat kita berada dekat mobil yang berlaju kencang, re :Â Wuzzz. Detak jantungnya berpacu dengan tempo berantakan.Â
Dalam keadaan mata yang masih tertutup, Kanaya mendengar suara orang berbicara, ia tahu jika itu adalah suara yang dia kenal, suara dirinya sendiri, suara orang tua dan juga suara kekasihnya.
Tak hanya itu, Kanaya melihat sesuatu dan merasa jika dia berada di alam lain namun sebenarnya dia masih terpejam. Kanaya mencoba untuk membuka mata tapi tidak bisa.
Dalam hati ia melafal kalimat dan juga berdoa, namun otaknya seperti blank, seakan lidah kelu. Dia selalu mencoba kembali, hitungan ketiga kalinya dia berhasil membuka mata.
Matanya melihat bercak darah di kasur, ia merinding ketakutan dan jantungnya berdetak lebih kencang tak beraturan serta sekujur tubuh terasa lemas dan gemetar.
"Aku mau sadar sepenuhnya, tolong." Ucap Kanaya dalam hati, dia merasa jika belum sepenuhnya terjaga.
Akhirnya ia terbangun dengan nafas memburu dan tak bisa tidur.Â
Kanaya membuka ponsel lalu mengirim pesan kepada kekasih. Dia menceritakan kejadian yang menimpa.
Kanaya selalu terbuka meskipun kekasih selalu menutupi masalah, sedih sebenarnya cuma dia tidak mau memaksa.
Dari pagi hingga sore Kanaya melakukan aktifitas biasa sambil membalas pesan dari kekasih jarak jauhnya, untuk malam ini dia tidak mengerjakan projek.Â