Dan saatnya dia tidur tepat waktu sebelum pukul dua belas. Kanaya tidak lupa mencuci wajah sebelum tidur, lalu mengibas kasur agar debu atau hewan kecil tak berkeliaran di atas.
Kejadian yang tak diinginkan lagi, Kanaya mendengar bisikan itu lagi, sesekali batinnya merespon lalu disingkirkan.Â
"Bisa berhenti ga?"Ujarnya.
Kanaya ketakutan, ia ingin tidur lelap namun mengapa dia kembali?
Kali ini lebih parah, Kanaya mendengar suara yang menyalahi dirinya, bicara anak tidak berguna dan banyak caci maki lainnya.
Kanaya ingin menangis, itu sangat menakutkan dan melelahkan. Dia ingin ini cepat berakhir, sudah tak kuat.Â
"Aku lelah, mohon jangan seperti ini. Maaf jika aku salah." lirih batinnya yang sedang berperang.Â
Kanaya mencoba membuka mata, dengan separuh sadar ia melihat sosok sedang duduk di samping saudara dengan rambut menutupi wajah.
Kanaya tertegun, ia mencoba membuka mata kembali, sosok itu hilang.
Kanaya mengalami teror seperti itu semenjak ia memiliki banyak pikiran atas semua masalah yang ditimpa. Walaupun dia memiliki kekasih berbagi keluh kesah namun tidak semua dia ceritakan.
Tidak tahu, yang terjadi pada Kanaya merupakan hal mistis atau bukan karena Kanaya belum periksa ke para ahli.