A: "Aku pernah mengalami hubungan tarik-menarik semacam ini. Agar tidak mengulangi cerita lama yang dapat menyakiti hati kita, maka aku akan tegaskan di awal bahwa dasar hubungan kita adalah pertemanan sehingga sampai akhir pun hubungan kita akan tetap menjadi teman. Jika ingin menjalin hubungan yang lebih dari itu atau ingin menjalin hubungan yang sangat dekat satu sama lain, maka kita harus memastikan dahulu apakah kita sudah siap untuk saling menerima kesalahan, keburukan, kelemahan, & kekurangan masing-masing. Jika kita sudah siap untuk saling menerima hal tersebut, maka kita bisa berlanjut kepada jalinan hubungan yang lebih dekat & serius. Jika kita belum siap menerima hal itu, maka lebih baik kita abaikan semua perasaan yang muncul di antara kita & hanya fokus pada usaha untuk menjalin & mempertahankan hubungan pertemanan kita."
?6: "Ya..iya..iya..jadi kita hanya sekedar teman biasa. Aku akan coba untuk mengingat-ingat hal ini."
A: "Ini dia contoh yang aku maksudkan! Di awal pembicaraan kita, kamu sudah bisa menerima bahwa diriku seperti ini. Jika dalam proses PDKT kita, kamu banyak menerima perbedaan yang ada di antara kita, maka kita bisa mempertimbangkan untuk menjalin hubungan lebih dekat yang lebih dari sekedar hubungan pertemanan saja. Begitupun sebaliknya, jika kita sering tidak dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita, maka kita tidak perlu mempertimbangkan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat oleh karena itu kita hanya perlu menjaga hubungan baik di antara kita sebatas hubungan pertemanan saja. Bukankah dengan cara seperti ini, maka tidak ada yang akan merasa tersakiti satu sama lain?
?6: "Baiklah... Kita hanya teman. Aku akan tanamkan dalam benakku bahwa hubungan kita tidak lebih dari teman agar tidak ada yang akan merasa tersakiti satu sama lain."
A: "Kita harus terus ingat bahwa niat awal kita adalah berteman satu sama lain & hubungan serius hanya akan terjadi ketika kita banyak menerima perbedaan yang ada di antara kita. Kecewa & sakit hati hanya terjadi ketika kita terpaksa menerima orang lain menjadi kekasih kita/memaksa orang lain agar menerima kita menjadi kekasihnya. Selama ini yang terjadi padaku adalah orang lain memaksaku untuk menerima dirinya, padahal aku dengan mereka belum pernah saling menjalin hubungan yang sangat dekat dalam rangka memahami satu sama lain agar dapat memutuskan apakah kita dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita/bahkan kita tidak dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita. Hal inilah yang membuat cerita cintaku di masa lalu terjadi secara putus nyambung/mempertahankan hubungan yang seharusnya berakhir. Karena sekarang semua cerita sudah terungkap, maka seharusnya cerita cinta yang rumit di masa lalu tidak terulang lagi."
?6: "Wow... Penjelasan yang panjang tapi merangkum semua masalah cintamu sekaligus solusi & sikapmu terhadap berbagai masalah cintamu di masa lalu. Aku tidak bisa berhenti terheran-heran pada pemahamanmu terhadap masalah cinta yang pernah kamu alami. Bolehkah aku memandangmu beberapa lama untuk menyadarkanku & meyakinkanku bahwa ini bukanlah mimpi serta untuk memantapkan hatiku bahwa apakah aku dapat menerimamu sepenuh hati ataukah hanya setengah hati atau bahkan cintaku hanyalah imajinasiku yang berlebihan tentangmu?"
A: "Silahkan. Mau dilihat selama apapun atau dari manapun, aku tetaplah seperti ini, karena memang seperti inilah aku. Tapi apakah aku perlu untuk menatap matamu juga?"
?6: "Eh..jangan! Saat aku berkata ingin memandangmu sepuas hatiku, jantungku sedikit berdetak kencang. Sepertinya aku sekarang merasa gugup untuk melihatmu sepenuhnya. Jadi sebaiknya kamu jangan menatap mataku secara dalam. Kamu lihatlah diriku secara wajar saja. Beberapa saat kamu bisa lihat wajahku, kerudungku, tanganku, atau memalingkan pandangan matamu pada hal lain di ruangan ini & lain sebagainya. Pokoknya jangan sampai aku melihatmu seperti seorang pria yang sedang memperhatikanku karena ada suatu perasaan khusus. Lihat! Tanganku menjadi sedikit berkeringat karena jantungku berdetak lebih kencang saat terbawa perasaan ketika membicarakan perasaanku padamu." katanya sambil memperlihatkan tangannya yang berkeringat tersebut.
A: "Ok...ok...Apakah sekarang kita bisa mulai?"
?6: "Iya! Tapi selama aku memperhatikanmu, kamu jangan berbicara sepatah kata apapun ya?!"
A: "Ok." Sambil memindahkan tangannya ke atas meja untuk meraih minuman yang telah dihidangkan sewajar mungkin sebagai usahanya untuk memenuhi permintaan ?6. A bersikap seolah dia sedang sendirian di meja makan tersebut & seolah tidak melihat ada seorang gadis di depannya yang sedang memperhatikan A terus menerus. A berusaha menikmati dirinya yang seolah berada di tempat sepi dengan melakukan gerakan-gerakan wajar bak seorang pria sendirian yang sedang menunggu seseorang. Sesekali dia meraih beberapa makanan ringan di dekatnya & sesekali dia menikmati makan malam yang ada di hadapannya. Dia tidak berusaha menghabiskan makanannya di atas meja karena menunggu ?6 menyelesaikan keinginannya tersebut.