Mohon tunggu...
akhmad taufiq hariyadi
akhmad taufiq hariyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Majulah Indonesiaku

Aku adalah manusia biasa seperti yang lain. Tetapi aku terus berpikir, merasa & bertindak sehingga sampailah aku pada kata-kata "Inilah aku". Aku punya kesalahan, kelemahan, kekurangan bahkan keburukan, begitupun yang lain. Tetapi aku punya sesuatu yang menjadi kelebihan & ciri khasku, begitupun yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Majulah Indonesiaku (Dialog 12, Perdebatan Menjatuhkan Penulis GerMeIn)

5 Desember 2015   09:20 Diperbarui: 5 Desember 2015   10:20 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang ndukung: "Aku duduk di belakangmu & aku mendengar semua pembicaraanmu dengan orang yang benci padamu itu."

Orang optimis: "Oh..begitu."

Orang ndukung: "Sebenarnya aku mau ikut nimbrung ngobrol denganmu untuk membelamu & mendebat kata-katanya. Menurutku, kata-katanya itu sangat kasar & keterlaluan padamu. jika aku yang dikata-katai seperti itu, aku bakalan sangat marah & balik mengata-ngatainya. Hanya saja aku aku tidak jadi ikut nimbrung di tengah perdebatan sengitmu dengannya, karena aku ingin lihat bagaimana sikap & perkataanmu terhadap orang yang membencimu itu seperti apa."

Orang optimis: "Aku dulu sudah sering & biasa mengalami hal seperti tadi. Jadi aku juga memahami mengapa ia bersikap & berkata seperti itu. Aku bersikap & berkata seperti tadi berdasarkan pengalamanku sebelumnya." 

Orang ndukung: "Aku kagum dengan sikap & kata-katamu. Sejak awal kata-kata orang benci tersebut sudah terpatahkan tapi kamu tetap sabar menanggapi orang tersebut. & ketika orang tersebut menelanjangi kejelekan yang ada pada dirimu, sebenarnya dia sedang menelanjangi kejelekan yang ada pada dirinya sendiri karena kamu bagaikan cermin baginya, yang merefleksikan balik apa yang dikatakannya padamu."

Orang optimis: "Namanya orang, kan, ada bermacam-macam, salah satunya seperti dia. Dia berkata buruk seperti itu karena dia belum mengerti, coba kalau dia mengerti, maka dia akan berkata baik. Semua ada prosesnya, semoga dia, aku, & kamu mendapat pencerahan atas peristiwa ini. Ohya, ini sudah jam 1 siang, aku harus pergi sekarang."

Orang ndukung: "Ok. Aku juga harus balik ke kantor & terima kasih ya atas waktunya! Meskipun pertemuan kita sangat singkat, tapi begitu padat & berisi. Pikiranku sekarang menjadi tercerahkan & aku menjadi lebih bersemangat di banding sebelumnya. Kamu memang pemberi inspirasi bagiku. Semoga di lain waktu kita dapat bertemu lagi & berbincang-bincang tentang sesuatu hal yang rumit untuk aku uraikan & aku pahami sendiri."

Orang optimis: "Ok!"

Setelah menyelesaikan perbincangan singkatnya, ke duanya pun pergi kepada urusannya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun