Meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi garam, negara ini masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pada tahun 2023, pemerintah menetapkan alokasi kuota impor garam industri sebesar 2,92 juta ton. Ketergantungan ini menjadikan industri garam rentan terhadap fluktuasi harga global dan kebijakan perdagangan internasional.
Dampak Ketergantungan Impor
- Ketergantungan Ekonomi: Ketergantungan pada impor membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.
Ketergantungan Politik: Ketergantungan pada impor juga membuat Indonesia rentan terhadap kebijakan politik negara pengekspor.
- Kurangnya Dukungan Pemerintah
Banyak petani garam merasa ditelantarkan oleh pemerintah daerah dan pusat. Meskipun ada beberapa program bantuan, implementasinya sering kali tidak efektif atau tidak tepat sasaran. Hal ini menyebabkan banyak kelompok petani garam terpaksa membubarkan diri karena tidak mampu bertahan.
Program Bantuan Pemerintah
- Bantuan Benih: Pemerintah memberikan bantuan benih garam kepada petani.
Bantuan Teknologi: Pemerintah memberikan bantuan teknologi pertanian kepada petani.
Bantuan Pemasaran: Pemerintah memberikan bantuan pemasaran kepada petani.
Kualitas Garam Lokal
Salah satu alasan utama mengapa Indonesia mengimpor garam dalam jumlah besar adalah karena kualitas garam lokal yang belum memenuhi standar industri.
Proses Produksi Tradisional
Proses produksi garam yang masih tradisional dan kurangnya teknologi modern menjadi faktor utama yang mempengaruhi kualitas ini. Kualitas garam lokal yang rendah juga berimplikasi pada biaya produksi yang lebih tinggi untuk pembersihan dan pemurnian garam tersebut.