Mohon tunggu...
Athiyya Fawza
Athiyya Fawza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya merupakan pelajar SMKN 7 Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Negatif AI Bagi Pendidikan

15 November 2024   16:24 Diperbarui: 15 November 2024   16:55 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, banyak aspek bidang yang mendapat pengaruh, khususnya di bidang pendidikann. Dampak yang paling besar dirasakan adalah penggunaan Artificial Intellegence (Ai). AI di dunia pendidikan memiliki potensi besar dalam menbawa revolusi signifikan dalam proses pembelajaran. Bias dari perubahan signifikan tersebut bisa dirasakan dalam metode pendekatan belajar maupun interaksi antar tenaga pendidik dan peserta didik. Pada artikel ini, akan membahas mengenai bagaimana AI mempengaruhi dunia pendidikan dalam perspektif dampak negatifnya.

Faktor yang Mempengaruhi Dampak Negatif Penggunaan AI Dalam Pendidikan

1. Ketergantungan Teknologi

Penggunaan AI yang berlebihan tentu memberikan dampak kurang baik pada manusia. Khususnya dalam dunia pendidikan, penggunaan AI yang berlebihan menyebabkan pelajar cenderung individualis dan malas berpikir karena terlalu bergantung pada teknologi. Pelajar terlalu ketergantungan pada AI dalam menyelesaikan tugas-tugas nya yang sebenar nya bisa mereka selesaikan sendiri, seperti menulis esai, mengerjakan soal matematika, atau mencari referensi informasi tugas. Ketergantungan ini tentu nya mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang padahal merupakan dua pondasi yang sangat penting untuk bekal masa depan siswa.

Penggunaan AI yang imbang akan menghasilkan sesuatu yang sesuai pada komposisi nya. Namun jika digunakan secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang kurang baik, begitu juga pada dunia pendidikan. Penggunaan AI yang berlebihan dalam dunia pendidikan akan menjadikan siswa mengalami ketergantungan dalam pemyelesaian suatu masalah. Misal siswa perlu mengerjakan sebuah esai, soal matematika, maupun penyelesaian soal jawab, yang sebenarnya bisa mereka selesaikan sendiri. Ketergantungan ini dampak nya akan berjangka panjang karena dapat mengurangi kapabilitas siswa dalam berpikir kritis dan kreatif, yang padahal dua hal itu merupakan pondasi awal yang harus dibangun kuat sejak dini.

Sebuah survey dari Pew Research Center (2022), terdapat 43% yang sering menggunakan AI dalam kegiatan belajar nya, merasakan penurunan kemampuan berpikir kiritis karena terlalu mengandalkan AI dalam memecahkan sebuah soal atau masalah. Hal itu tentu nya merupakan bencana besar bagi dunia pendidikan Indonesia sebab bekal dasar bagi siswa yaitu kemampuan berpikir kritis dalam memceahkan masalah serta explore informasi baru, menjadi menurun.

2. Minimnya Interaksi Sosial

Penggunaan AI cenderung individual karena interaksi yang ada sebatas antara manusia dan teknologi tersebut. Hal itu juga terjadi pada penggunaan AI yang berlebih di bidang pendidikan, dimana para murid cenderung kurang melibatkan diri nya dengan lingkungan sekitar. Siswa yang menggunakan AI secara tidak seimbang akan jarang melakukan interaksi baik dengan komunikasi dengan guru atau teman sebaya. Mereka akan merasa cukup hanya dengan menginput soal atau masalah nya pada AI dan merasa tidak perlu untuk berkomunikasi secara langsung.

Dengan begitu, masa sekolah merupakan masa dimana siswa memasuki fase pertumbuhan yang akan optimal jika dibekali dengan pembiasaan interaksi sosial dengan guru dan teman sebaya. Siswa yang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sehat di lingkungan sekitarnya, akan membantu mereka dalam membangun jiwa sosial, kelola emosi pada anak, serta membangun hubungan pertemanan di kalangan sebaya nya.

Studi oleh The Education Endowmenr Foundarion menunjukkan bahwa 58% pelajar yang menggunakan AI, biasanya kurang berinteraksi secara langsung dengan guru ataupun teman sebaya nya. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengaruh dari efek ketergantungan AI itu nyata adanya dan dapat mengancam tumbuh kembang anak.

3. Algoritma yang Diskriminatif

AI memiliki system yang tidak kita sadari efeknya yaitu efek bias algoritma. Algoritma dari informasi yang kita cari pasti mengandung bias, dan tentu nya kita jarang menyadari hal itu. Bias ini merupakan hasil "belajar" nya AI yang sebelumnya dilatih menggunakan data yang mengandung stereotip, yang berakibat pada hasil pencarian atau data dari AI yanh diskriminatif dan tidak adil.

Jika di logika kan, jika pencarian AI terhadap suatu materi yang membutuhkan penyelesaian masalah, dan AI dilatih untuk menyelesaikan informasi tersebut dengan kualifikasi "sumber masalah nya apa" dan "sumber masalah di selesaikan dengan cara", maka otomatis pada beberapa kasus penyelesaian masalah akan di selesaikan AI secara tidak adil. Hal ini disebabkan karena command pada AI hanya berdasar pada dua jenis penyaringan faktor lain, padahal tiap masalah membutuhlan pemahaman dan pendekatan penyelesaian masalah yang berbeda-beda dan tidak bisa di sama rata kan.

Dampak Negatif AI di Lingkungan Sekitar dan Sosial:

1. Pengaruh pada Kesehatan Mental

Selain mempengaruhi dalam metode belajar dan bersosilasisasi siswa, AI secara tidak langsung juga memmiliki pengaruh pada kesehatan mental siswa. Penggunaan AI yang berlebihan secara tidak sadar akan membuat kita merasa tertekan karena merasa harus selalu tampil terbaik karena dampak dari konten yang di suguhkan AI cenderung tidak nyata dan terlalu sempurna. Hal itu akan membuat kita membandingkan diri kita dengan ekspektasi tidak masuk akal, dan berimbas pada kemampuan kepercayaan diri yang menurun.

Algoritma AI yang menampilkan konten-konten menarik terus-menerus dapat membuat remaja sulit lepas dari layar, mengurangi waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi sosial langsung yang penting bagi kesejahteraan mereka.

Nyatanya terdapat sebuah survey yang dilakukan American Psychological Association (APA) berjudul Work in America: Artificial Intelligence, Monitoring Technology and Psychological Well-Being. Survei itu diadakan oleh The Harris Poll secara online bagi 2.515 karyawan di seluruh AS antara 17 -- 27 April 2023.

Hasil survei APA itu antara lain:

  • 38% karyawan merasa cemas AI akan membuat pekerjaan mereka akan menjadi usang di masa depan
  • Di antara 38% karyawan yang cemas tersebut, 64%-nya merasa stres dalam pekerjaan mereka sekarang
  • 51% karyawan melaporkan bahwa mereka sadar selalu dimonitoring dalam menjalankan pekerjaannya lewat perangkat lunak, kamera atau alat lainnya.
  • Di antara 51% karyawan yang sadar selalu dimonitor itu, 46%-nya merasa tidak nyaman, 39%-nya merasa lelah secara emosional pada bulan sebelumnya, dan 26%-nya merasa tidak dihargai dalam pekerjaannya.

Melihat bagaimana AI mempengaruhi kesehatan mental orang dewasa, maka akan sangat mengerikan jika hal itu benar-benar terjadi secara kontinu pada pelajar yang mana pola pikir dan kondisi psikologisnya masih labil.

2. Pengaruh pada Keberlanjutan Lingkungan

Teknologi AI ini menjalani fase "pelatihan" generatif suatu model dengan data-data yang tersedia. Dalam fase pelatihan, AI memerlukan energi sangat besarr dan melepaskan emisi karbon yang bisa memperparah perubahan iklim. Sebuah studi mengungkapkan bahwa pelatihan satu model bahasa besar, seperti GPT-4 atau PaLM buatan Google, dapat melepaskan sekitar 300 ton CO2 ke atmosfer. Angka ini setara dengan 360 kali penerbangan dari London menuju New York. Adapun model lainnya, BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) yang bisa menghasilkan gambar dari teks, juga meninggalkan jejak karbon sebanyak 300- 1.400 ton CO2.

Selain itu sebuah model bahasa besar (large language models atau LLM) yang merupakan salah satu algoritma dasar suatu AI generatif, seperti GPT-3, memiliki 175 miliar parameter. Parameter ini adalah konfigurasi yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu output.

Bahkan pusat data AI juga mempunyai pengaruh besar dalam kondisi kesehatan lingkungan karena konsumsi daya yang besar sehingga melepaskan karbon emisi yang signifikan. Alat elektronik yang digunakan tentu nya membutuhkan air untuk mendinginkan mesin dan kebisingan dari alat elektronik yang dapat menyebabkan polusi udara. Bahkan ketika alat elektronik pusat data AI sudah tidak digunakan, maka akan berimbas pada penumpukan sampah elektronik.

Banyak fakor penyebab kerusakan lingkungan akibat AI yang tidak kita rasakan dampak nya secaa langsung, tapi ternyata memberikan dampak besar yang signifikan. Dan yang pasti nya, dampak tersebut akan kita rasakan di masa depan dengan resiko keberlanjutan yang sudah kronis.

Solusi untuk Mengurangi Dampak Negatif AI dalam Pendidikan:

1. Meningkatkan Pemahaman Teknologi Dengan Literasi

Manusia memang harus selalu mengedepankan literasi dalam aspek hidup manapun, terutama dalam pengggunaan teknologi seperti AI. Walaupun teknologi paling mutakhir sekalipun, jika tidak di imbangi dengan literasi tinggi maka akan banyak kecacatan dalam pengoprasian nya.

Literasi disini mencakup pemahaman kita terhadap cara kerja AI, baik dari segi pengolahan data, input dan output data, sumber data, algoritma dan sebagainya. Ini sangat berguna untuk kita bisa mengendalikan dan mengontrol batas wajar dalam penggunaann AI dan tahu mana yang harus kita gunakan atau harus kita olah kembali. Karena kembali lagi, teknologi canggih juga harus diimbangi dengan kecerdasan kita dalam mengkonsumsi sebuah informasi. Jika kita hanya menerima mentah-mentah tanpa tau sebab akibat dari penggunaan AI, maka akan memberikan dampak buruk yang tidak kita sadari.

Dalam dunia pendidikan, kemampuan literasi di uji baik untuk siswa maupun guru. Jika guru tidak dapat mengontrol penggunaan AI dalam pembelajaran, maka besar kemungkinan akan ada miss informasi kepada siswa atau bahkan peran guru akan benar-benar tergantikan. Dengan minim bahkan tidak ada nya komunikasi dua arah antara guru dan murid, kemampuan sosial dan pengelolaan emosional siswa akan terganggu. Dan siswa menjadi lebih individualis, mudah stress, mudah di goyahkan dengan informasi abu-abu, dan bisa juga mengalami kecanduan terhadap media sosial.

2. Pengembangan Algoritma yang Adil dan Transparan

Algoritma AI harus mulai mempertimbangkan informasi bias yang di paparkan pada pengguna nya dengan mengkaji ulang tahap pelatihan data dan evaluasi secara berkala. Data yang digunakan untuk pelatihan harus komprehesif dan seimbang dengan grafis keadaan pada dunia nyata. Pengembangan pelatihan data juga di dukung dengan sumber terpercaya yang memiliki jangkauan konteks yang mendalam terhadap suatu materi dan terbukti akurasi nya, contoh nya jurnal yang terindeks scopus.

Dengan adanya kajian dan evaluasi ulang dalam pelatihan database AI yang di iringi dengan audit eksternal secara rutin, sehingga dapat memastikan bahwa system AI yang digunakan tidak lagi memberikan informasi bias yang diskriminatif sehingga dapat memberikan kesempatan belajar pagi seluruh siswa tanpa memandang latar belakang. Ilmu yang di dapat akan sama rata dan berkualitas tinggi.

3. Penggunaan Teknologi Secara Berimbang

Kehadiran AI dalam dunia pendidikan semata-mata hanya sebagai sarana pendukung dalam pendalaman informasi maupun pelatihan untuk siswa dapat berinteraksi dengan teknologi. Untuk guru sendiri, AI merupakan pendamping pembelajaran yang menyokong kinerja tenaga pendidik dalam hal otomatisasi tugas administratif dan menyediakan kebutuhan pengalaman belajar yang dipersonalisasi

Sehingga pembelajaran tidak sepenuh nya digantungkan pada AI, namun di kombinasikan dengan seimbang sesuai kebutuhan. Karena pada lingkungan pendidikan, tatap muka serta komunikasi langsung dengan guru dan teman sebaya sangat diperlukan untuk mengasah keterampilan sosial siswa di masa pertumbuhan. Institusi pendidikan harus lebih fokus pada program pengembangan diri siswa, kegiatan kerja tim, dan pengadaan proyek yang memungkinkan siswa mengexplore hal baru secara langsung (penelitian, uji coba, eksperimen) dengan kegiatan interaktif dengan lingkungan sekitar.

4. Menerapkan Kebijakan Energi Berkelanjutan

Melihat bagaimana penggunaan AI memakan energi karbon yang sangat tinggi, sudah sepatut nya kita memikirkan alternative yang lebih efektif dalam menjaga lingkungan. Contoh nya dengan melakukan pendekatan secara teknis, yaitu menggunakan LLM yang sudah ada seperti membuat model AI open source. Model yang sudah ada bisa di sesuaikan diperbaiki (fine-tunning). Komputasi hemat energi dengan penggabungan software dan hardware yang efisien akan mengurangi konsumsi energi.

Pemilihan server dan model AI serta infrastruktur yang hemat energi dengan penggunaan sumber energy terbarukan dan pengoptimalan pengoperasian pusat data yang berkelanjutan akan memangkas konsumsi energi dan pelepasan karbon emisi.

Sebagai langkah awal pencegahan kerusakan lingkungan akibat penggunaan AI, pemerintah dan institusi pendidikan sebagai lembaga yang mengatur regulasi dalam pendidikan perlu merumuskan kebijakan baru untuk mengurangi jejak karbon dan cara pengolahan sampah elektronik dan penggunaan energy terbarukan untuk optimalisasi operasional system AI.

Kesimpulan

Kecerdasan buatan di dunia pendidikan merupakan suatu nafas segar yang memberikan banyak keuntungan, namun dalam penggunaan nya harus di imbangi dengan pengawasan dan filter informasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa AI juga memberikan dampak negatef yang signifikan terutama bagi pelajar. Ketergantungan pada teknologi, kurang nya interaksi sosial, pressure dan kecanduan sosial media, serta dampak kesehatan mental siswa bahkan lingkungan hidup secara global. Dampak negatif yang mencakup banyak aspek dan memberikan efek yang pasti nya berkelanjutan, merupakan tantangan besar yang harus di hadapi dan dicari solusi nya.

Dengan peningkatan literasi teknologi, pengembangan algoritma database yang tidak bias, serta penerapan pembelajaran yang seimbang antara teknologi dengan tenaga pendidik secara langsung, serta kebijakan penggunaan teknologi yang efektif dan efisien energi, merupakan langkah penting dalam mengatasi dampak negatif AI dalam dunia pendidikan.

Dengan penggunaan dan pengembangan yang sesuai dan seimbang, kecerdasan buatan akan menjadi solusi yang dapat di andalkan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun