Dengan adanya kajian dan evaluasi ulang dalam pelatihan database AI yang di iringi dengan audit eksternal secara rutin, sehingga dapat memastikan bahwa system AI yang digunakan tidak lagi memberikan informasi bias yang diskriminatif sehingga dapat memberikan kesempatan belajar pagi seluruh siswa tanpa memandang latar belakang. Ilmu yang di dapat akan sama rata dan berkualitas tinggi.
3. Penggunaan Teknologi Secara Berimbang
Kehadiran AI dalam dunia pendidikan semata-mata hanya sebagai sarana pendukung dalam pendalaman informasi maupun pelatihan untuk siswa dapat berinteraksi dengan teknologi. Untuk guru sendiri, AI merupakan pendamping pembelajaran yang menyokong kinerja tenaga pendidik dalam hal otomatisasi tugas administratif dan menyediakan kebutuhan pengalaman belajar yang dipersonalisasi
Sehingga pembelajaran tidak sepenuh nya digantungkan pada AI, namun di kombinasikan dengan seimbang sesuai kebutuhan. Karena pada lingkungan pendidikan, tatap muka serta komunikasi langsung dengan guru dan teman sebaya sangat diperlukan untuk mengasah keterampilan sosial siswa di masa pertumbuhan. Institusi pendidikan harus lebih fokus pada program pengembangan diri siswa, kegiatan kerja tim, dan pengadaan proyek yang memungkinkan siswa mengexplore hal baru secara langsung (penelitian, uji coba, eksperimen) dengan kegiatan interaktif dengan lingkungan sekitar.
4. Menerapkan Kebijakan Energi Berkelanjutan
Melihat bagaimana penggunaan AI memakan energi karbon yang sangat tinggi, sudah sepatut nya kita memikirkan alternative yang lebih efektif dalam menjaga lingkungan. Contoh nya dengan melakukan pendekatan secara teknis, yaitu menggunakan LLM yang sudah ada seperti membuat model AI open source. Model yang sudah ada bisa di sesuaikan diperbaiki (fine-tunning). Komputasi hemat energi dengan penggabungan software dan hardware yang efisien akan mengurangi konsumsi energi.
Pemilihan server dan model AI serta infrastruktur yang hemat energi dengan penggunaan sumber energy terbarukan dan pengoptimalan pengoperasian pusat data yang berkelanjutan akan memangkas konsumsi energi dan pelepasan karbon emisi.
Sebagai langkah awal pencegahan kerusakan lingkungan akibat penggunaan AI, pemerintah dan institusi pendidikan sebagai lembaga yang mengatur regulasi dalam pendidikan perlu merumuskan kebijakan baru untuk mengurangi jejak karbon dan cara pengolahan sampah elektronik dan penggunaan energy terbarukan untuk optimalisasi operasional system AI.
Kesimpulan
Kecerdasan buatan di dunia pendidikan merupakan suatu nafas segar yang memberikan banyak keuntungan, namun dalam penggunaan nya harus di imbangi dengan pengawasan dan filter informasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa AI juga memberikan dampak negatef yang signifikan terutama bagi pelajar. Ketergantungan pada teknologi, kurang nya interaksi sosial, pressure dan kecanduan sosial media, serta dampak kesehatan mental siswa bahkan lingkungan hidup secara global. Dampak negatif yang mencakup banyak aspek dan memberikan efek yang pasti nya berkelanjutan, merupakan tantangan besar yang harus di hadapi dan dicari solusi nya.
Dengan peningkatan literasi teknologi, pengembangan algoritma database yang tidak bias, serta penerapan pembelajaran yang seimbang antara teknologi dengan tenaga pendidik secara langsung, serta kebijakan penggunaan teknologi yang efektif dan efisien energi, merupakan langkah penting dalam mengatasi dampak negatif AI dalam dunia pendidikan.