Teknologi AI ini menjalani fase "pelatihan" generatif suatu model dengan data-data yang tersedia. Dalam fase pelatihan, AI memerlukan energi sangat besarr dan melepaskan emisi karbon yang bisa memperparah perubahan iklim. Sebuah studi mengungkapkan bahwa pelatihan satu model bahasa besar, seperti GPT-4 atau PaLM buatan Google, dapat melepaskan sekitar 300 ton CO2 ke atmosfer. Angka ini setara dengan 360 kali penerbangan dari London menuju New York. Adapun model lainnya, BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) yang bisa menghasilkan gambar dari teks, juga meninggalkan jejak karbon sebanyak 300- 1.400 ton CO2.
Selain itu sebuah model bahasa besar (large language models atau LLM) yang merupakan salah satu algoritma dasar suatu AI generatif, seperti GPT-3, memiliki 175 miliar parameter. Parameter ini adalah konfigurasi yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu output.
Bahkan pusat data AI juga mempunyai pengaruh besar dalam kondisi kesehatan lingkungan karena konsumsi daya yang besar sehingga melepaskan karbon emisi yang signifikan. Alat elektronik yang digunakan tentu nya membutuhkan air untuk mendinginkan mesin dan kebisingan dari alat elektronik yang dapat menyebabkan polusi udara. Bahkan ketika alat elektronik pusat data AI sudah tidak digunakan, maka akan berimbas pada penumpukan sampah elektronik.
Banyak fakor penyebab kerusakan lingkungan akibat AI yang tidak kita rasakan dampak nya secaa langsung, tapi ternyata memberikan dampak besar yang signifikan. Dan yang pasti nya, dampak tersebut akan kita rasakan di masa depan dengan resiko keberlanjutan yang sudah kronis.
Solusi untuk Mengurangi Dampak Negatif AI dalam Pendidikan:
1. Meningkatkan Pemahaman Teknologi Dengan Literasi
Manusia memang harus selalu mengedepankan literasi dalam aspek hidup manapun, terutama dalam pengggunaan teknologi seperti AI. Walaupun teknologi paling mutakhir sekalipun, jika tidak di imbangi dengan literasi tinggi maka akan banyak kecacatan dalam pengoprasian nya.
Literasi disini mencakup pemahaman kita terhadap cara kerja AI, baik dari segi pengolahan data, input dan output data, sumber data, algoritma dan sebagainya. Ini sangat berguna untuk kita bisa mengendalikan dan mengontrol batas wajar dalam penggunaann AI dan tahu mana yang harus kita gunakan atau harus kita olah kembali. Karena kembali lagi, teknologi canggih juga harus diimbangi dengan kecerdasan kita dalam mengkonsumsi sebuah informasi. Jika kita hanya menerima mentah-mentah tanpa tau sebab akibat dari penggunaan AI, maka akan memberikan dampak buruk yang tidak kita sadari.
Dalam dunia pendidikan, kemampuan literasi di uji baik untuk siswa maupun guru. Jika guru tidak dapat mengontrol penggunaan AI dalam pembelajaran, maka besar kemungkinan akan ada miss informasi kepada siswa atau bahkan peran guru akan benar-benar tergantikan. Dengan minim bahkan tidak ada nya komunikasi dua arah antara guru dan murid, kemampuan sosial dan pengelolaan emosional siswa akan terganggu. Dan siswa menjadi lebih individualis, mudah stress, mudah di goyahkan dengan informasi abu-abu, dan bisa juga mengalami kecanduan terhadap media sosial.
2. Pengembangan Algoritma yang Adil dan Transparan
Algoritma AI harus mulai mempertimbangkan informasi bias yang di paparkan pada pengguna nya dengan mengkaji ulang tahap pelatihan data dan evaluasi secara berkala. Data yang digunakan untuk pelatihan harus komprehesif dan seimbang dengan grafis keadaan pada dunia nyata. Pengembangan pelatihan data juga di dukung dengan sumber terpercaya yang memiliki jangkauan konteks yang mendalam terhadap suatu materi dan terbukti akurasi nya, contoh nya jurnal yang terindeks scopus.