Mohon tunggu...
Athaya Firdaus
Athaya Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IPB

kreatif, ceria, penuh antusias

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cordoba: Kekayaan Ibukota Andalusia, Kejayaan Islam di Eropa

27 Agustus 2022   23:33 Diperbarui: 27 Agustus 2022   23:50 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan di bidang ekonomi saat itu, dinasti Umayyah menciptakan pasar khusus untuk permintaan dan penawaran barang hasil produksi dari industri-industri yang ada seperti pasar tukang besi, pasar daging, pasar segala macam bunga, dan lain sebagainnya. 

Berkat kebijakan itu Cordoba dan Sevilla mengalami surplus pertanian karena melimpahnya produksi, sehingga banyak hasil-hasil pertanian di ekspor keluar negeri dalam bentuk perdagangan internasional untuk memenuhi permintaan pasar. Pendapatan Negara meningkat tajam. 

Penghasilan kerajaan mencapai 6.245.000 dinar, di mana sepertiga dialokasikan untuk angkatan bersenjata (Buchori, 2009: 131). Sedangkan kemunduran ekonomi dinasti Umayyah di Andalusia banyak dilatarbelakangi kepemimpinan yang tidak berintegritas, kehadiran kelas sosial baru yang sering mengganggu kelancaran aktivitas ekonomi, dan sikap diskriminatif terhadap golongan tertentu. 

Hal tersebut mengakibatkan hilangnya Cordoba yang dulunya sebagai salah satu tempat persebaran agama islam. 

Bukti lain yang menjadi perbedaan masa lalu dengan masa kini adalah beralih fungsinya masjid agung Cordoba sebagai tempat beribadah umat islam menjadi katedral umat Kristen. 

Pada bidang ekonomi, untuk mata uang pemerintahan Cordoba di masa lalu menggunakan emas/dinar. Sedangkan di masa sekarang menggunakan mata uang euro.

Sumber: Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia, edisi xxxii. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2013)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun