-Kebijakan:
Maksud dari ini adalah bahwa kami harus bersikap lebih bijak dalam hidup. Bijak dalam arti bereaksi terhadap perkataan orang, dan kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu. Misalnya pacarmu meninggal, bagaimana reaksimu seharusnya, itu yang harus kamu fikirkan.Wajar dan boleh saja kamu menangis karena kamu sulit melupakan semua memori yang indah dengannya, namun apakah kamu harus selalu menangis?. Apakah benar bahwa tidak ada yang lebih baik darinya?
Semua orang didunia ini pasti akan meninggal, dan kamu harus menghormati takdir alam tersebut, karena kamu tidak bisa mengubah takdir tersebut. Yang bisa kamu kendalikan adalah emosi yang kamu luapkan.Â
Bila ada seseorang bertutur kata tidak sepatutnya kepada kamu, bagaimana reaksimu yang sepatutnya? Apakah kamu juga harus meluapkan comeback?. Bila kamu melakukannya, ingat kamu semakin memanaskan situasi. Kamu harus sadar dan menghormati fakta bahwa di dunia ini masih banyak orang yang bersifat  songong. Â
-Keadilan:
Seorang Stoic harus memperjuangkan keadilan, dan karena itu banyak yang masuk ke dunia Politik. Namun bukan berarti bahwa seorang Stoic harus menjadi Politisi, atau bekerja di Meja hijau. Keadilan yang dimaksud disini adalah menyikapi semua orang dengan adil, dan sesuai dengan bagaimana kamu mau disikapi oleh orang lain.Â
Tidak ada artinya kamu bersikap bijak tanpa menyikapi orang lain dengan benar. Inilah juga kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan seseorang bila mereka mempelajari Stoicism.Â
Banyak yang akhirnya menyebut dirinya Stoic, padahal dia sebenarnya melanggar prinsip keadilan.Pada intinya, keadilan yang dimaksud bukan hanya keadilan Sosial secara Politik, Hukum, ataupun Ekonomis, namun keadilan sosial yang lebih menyeluruh, yakni seperti saya cantum, menyikapi orang lain dengan baik dan benar.Â
-Keberanian:
Saya tadi menyebutkan kekhawatiran aktivis-aktivis di negara-negara otoriter bila mereka dijebloskan ke penjara. Kekhawatiran tersebut dirasakan oleh Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawannya di PRD saat dibawa ke markas BAIS 1996, aktivis kemerdekaan Timor Leste saat ia diinterogasikan dari Jam 9 Pagi sampai Jam 1 dini hari di tahun 1997, aktivis di Jerman Timur saat mereka melawan rezim yang sangat kejam, dan aktivis yang melawan NAZI.Â
Meskipun para aktivis tersebut takut akan ditembak, dihukum mati, atau diperlakukan seperti hewan di Penjara, mereka selalu berani untuk kalah. Hal ini juga dimiliki oleh para atlet.Â