SELLING SKILLS
Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk menjual sesuatu barang atau jasa. Semua orang pasti ingin menjadi penjual yang sukses akan tetapi tidak semua penjual tahu bagaimana caranya. Untuk menjadi seorang penjual yang sukses ada beberapa hal yang harus dimiliki, yaitu: talent atau yang disebut dengan bakat.
Bakat yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan pembawaan dari lahir yang mana merupakan potensi atau modal dasar bagi seseorang untuk menjadi penjual yang sukses. Orang yang sudah memiliki bakat sebagai penjual bisa kita lihat dari beberapa karakter dibawah ini, misalanya: bertanggung jawab, sopan, mudah bergaul, cerdas, disiplin, tekun, jujur, rajin, ulet, kreatif, berkomitmen dll. Terlepas dari apakah orang tersebut bisa memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Talenta tidak hanya diperlukan bagi seseorang yang ingin menjadi penjual yang sukses saja akan tetapi dibutuhkan bagi semua orang dalam segala aspek pekerjaan. Melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan talenta akan mempermudah mencapai kesuksesan. Karena seseorang dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal.
      Orang yang tidak memiliki bakat menjual bisa menjadi penjual yang sukses kalau dia mau belajar dan mempelajarinya. Dengan semangat dan keyakinan yang kita miliki dapat membantu kita membangun sikap mental yang positif, karena segala sesuatu yang berawal dengan hal-hal yang positif akan mengkasilkan buah yang positif juga, dan perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya semua manusia dilahirkan positif, hanya terkadang dikondisikan menjadi negative.
Berikut 10 tips untuk mengasah kemampuan menjual yang bisa diterapkan demi kemajuan bisnis :
Temukan tingkat kenyamanan.
Menurut Matthew Schwartz, penulis Fundamentals of Sales Management for Newly Appointed Sales Manager (AMACOM, 2006), berjualan juga membutuhkan tingkat kenyamanan tersendiri dan hal itu menjadi kunci pertama entrepreneur untuk meraih kesuksesan.
Tentukan target konsumen.
Mengindentifikasi konsumen bisa membantu memperbaiki strategi penjualan dan menjadi lebih efisien. Misalkan, usahanya adalah fotocopy. Cari tahu siapa sesungguhnya konsumen yang ingin dibidik, apakah perusahaan corporate atau anak sekolah atau mahasiswa
Pelajari budaya membeli konsumen.
Setelah mengidentifikasinya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu perilaku konsumen. Contohnya jika menjual produk berharga tinggi, konsumen sering kali butuh waktu relatif lebih lama untuk membuat keputusan. Itu artinya, harus merencanakan waktu yang lebih lama juga untuk closing atau melakukan transaksi.
Perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin.
Menurut Schwartz ketika mulai menjual, perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin dengan pelayanan ekstra bila diperlukan. Meski transaksi penjualannya tidak sebesar yang diinginkan, namun bila konsumen itu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, mereka bisa menjadi 'duta' bagi reputasi bisnis atau perusahaan yang kita didirikan.
Sisihkan waktu untuk membangun relasi.
Salah satu kesalahan terbesar entrepreneur adalah gagal membangun relasi dengan konsumen. Begitulah pendapat Rick Segel, penulis Retail Business Kit for Dummies (Wiley, 2001). "Hal pertama yang Anda jual adalah diri Anda sendiri. Jika konsumen tak menyukai Anda, transaksi penjualan takkan pernah terjadi," tuturnya
Pertahankan relasi.
Ketika telah berhasil menjalin relasi dengan konsumen, cari cara untuk mempertahankan relasi tersebut. Lakukan hal itu misalnya dengan mengirim newsletter mengenai bisnis yang dibangun secara regular.
Jangan mudah berasumsi.
Menurut Keith Rosen, penulis Coaching Salespeople into Sales Champion (Wiley, 2008), pelaku bisnis kecil biasanya sering menyabotase penjualan mereka dengan terlalu cepat berasumsi mengenai apa yang diinginkan atau yang akan dibayar oleh konsumen. Alih-alih berasumsi, lebih baik tanyakan secara langsung kepada konsumen tentang apa yang membuat mereka membelanjakan uanganya dan apa kriteria mereka dalam mengambil keputusan.
Buat agenda harian.
Sangat mudah untuk mengabaikan prospek penjualan bila fokus perusahaan terpecah kepada urusan lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, buatlah jadwal rutinitas penjualan. Hal itu bisa diwujudkan dengan menyisihkan satu atau dua jam untuk menangani penjualan atau membuat target mingguan untuk menggapai 10 klien potensial.
Perlihatkan kesuksesan
Situs perusahaan yang bisa menjadi satu-satunya pintu penghubung dengan konsumen. Tak hanya mampu menambah kredibilitas perusahaan, tapi upaya itu juga bisa membuat perusahaan terlihat lebih profesional di mata konsumen. Schwartz merekomendasikan kepada pelaku bisnis untuk memasukkan testimoni di setiap pengalaman bisnis yang tercipta dengan klien. "Orang-orang menyukai studi kasus," jelasnya. "Mereka (konsumen) tidak membeli ucapan, mereka membeli aksi (Anda)."
Menjadi pakar industri.
Menurut pendapat Rosen, memposisikan diri sebagai pemimpin di bidang yang sedang digeluti bisa meningkatkan penjualan. Dengan cara bisa menulis artikel, membuat blog atau mempublikasikan usaha ke media untuk membangun kredibilitas. "Orang-orang ingin memandang Anda sebagai seseorang yang mengenal dengan baik industri (yang Anda geluti)," jelas Schwartz.