Mohon tunggu...
Atep RuzhanNur
Atep RuzhanNur Mohon Tunggu... Guru - Guru/Wali Kelas

lahir di Cianjur pada 17 Juni 1988, dalam keluarga yang penuh kasih dari ayahnya, Endang Sukarna, dan ibunya, Nur Asiah. Pendidikan menjadi landasan hidupnya, dan kini, ia menapaki perjalanan sebagai mahasiswa yang penuh semangat. Mengenyam pendidikan formal di SDN 1 Simpang takokak, SMPN 2 Takokak, SMA Nurul Iman Parung – Bogor dan Sekolah Tinggi Islam Nurul Iman (STAINI) Parung-Bogor. Saat ini sedang kuliah di S2 Program Studi Manjemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui tes masuk jalur mandiri. Saat ini, Ia tidak hanya berfokus pada studi mahasiswanya, tetapi juga memberikan kontribusi positif sebagai pengajar disalah satu Pesantren yang berada di kabupaten cianjur yaitu Pesantren Jamharul Qowwi Nurul Haddad. Keterampilanya dalam menyampaikan materi agama menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan mendalam. Dedikasinya terhadap pendidikan mencerminkan visinya untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang agama dan nilai-nilai moral kepada generasi muda. Atep Ruzhan terus mengejar impian pendidikannya sambil menjalankan peran sebagai anak, suami, orangtua, mahasiswa, dan pengajar. Semangatnya untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan menjadikan Ia sosok yang inspiratif dalam memperkuat jalinan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan. Motivasi mengikuti kuliah pada program Manajemen Pendidikan Islam berharap dapat mengurus dengan baik dan efesien lembaga Pendidikan Islam yang sedang di jalani.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Selling Skills

13 Juli 2024   21:58 Diperbarui: 13 Juli 2024   22:19 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin.

Menurut Schwartz ketika mulai menjual, perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin dengan pelayanan ekstra bila diperlukan. Meski transaksi penjualannya tidak sebesar yang diinginkan, namun bila konsumen itu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, mereka bisa menjadi 'duta' bagi reputasi bisnis atau perusahaan yang kita didirikan.

Sisihkan waktu untuk membangun relasi.

Salah satu kesalahan terbesar entrepreneur adalah gagal membangun relasi dengan konsumen. Begitulah pendapat Rick Segel, penulis Retail Business Kit for Dummies (Wiley, 2001). "Hal pertama yang Anda jual adalah diri Anda sendiri. Jika konsumen tak menyukai Anda, transaksi penjualan takkan pernah terjadi," tuturnya

Pertahankan relasi.

Ketika telah berhasil menjalin relasi dengan konsumen, cari cara untuk mempertahankan relasi tersebut. Lakukan hal itu misalnya dengan mengirim newsletter mengenai bisnis yang dibangun secara regular.

Jangan mudah berasumsi.

Menurut Keith Rosen, penulis Coaching Salespeople into Sales Champion (Wiley, 2008), pelaku bisnis kecil biasanya sering menyabotase penjualan mereka dengan terlalu cepat berasumsi mengenai apa yang diinginkan atau yang akan dibayar oleh konsumen. Alih-alih berasumsi, lebih baik tanyakan secara langsung kepada konsumen tentang apa yang membuat mereka membelanjakan uanganya dan apa kriteria mereka dalam mengambil keputusan.

Buat agenda harian.

Sangat mudah untuk mengabaikan prospek penjualan bila fokus perusahaan terpecah kepada urusan lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, buatlah jadwal rutinitas penjualan. Hal itu bisa diwujudkan dengan menyisihkan satu atau dua jam untuk menangani penjualan atau membuat target mingguan untuk menggapai 10 klien potensial.

Perlihatkan kesuksesan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun