Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puasa di Flores dan Gadis Berjilbabku (2)

9 Mei 2019   19:16 Diperbarui: 9 Mei 2019   21:06 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Seluruh hariku berjalan dengan baik. Dalam benak hanya ada gadis muslim itu. Aku tak melewati hari tanpa memikirkannya. Dia datang lalu pergi begitu saja. Ada yang mengganjar hatiku. Semuanya terbawa angin tanpa hembusan yang berarti. Aku terpaku pada rasa yang tidak berpaling. Kehadirannya menghilangkan ingatan akan siapa aku sesungguhnya.

Aku baru saja mengumpulkan tulisan akhir di dosen pembimbing. Sebentar lagi aku akan mengikuti ujian akhir. Gelar sarjana akan kuraih. Orangtua akan baik-baik saja. Menjadi sarjana tamatan universitas di Yogyakarta adalah suatu peluang yang besar untuk mendapat kerja. Kebanyakan sistem pemerintah zaman ini hanya melihat universitas tanpa melihat kualitas manusianya. Ya, inilah fenomena yang tidak bisa dihindari.

Setelah ujian aku menyempatkan beberapa hari untuk berkemas. Aku lulus dengan predikat cumlaude. Tugasku telah selesai. Kini waktu untuk membalas semua pengorbanan orangtua. Semua perkakas yang kugunakan diatur dengan baik. Aku harus menyelesaikan semuanya. Tak ada lagi waktu untuk berkemas. Jadwal tiket tinggal beberapa hari lagi.

Suatu sore saat sedang duduk di balkon rumah, kulihat seorang gadis muslim. Dia sepertinya orang baru di kompleks ini. Maklumlah bahwa sebentar lagi semester baru dan pasti ada mahasiswa yang akan tinggal di sini. Aku terbawa hati padanya.

"Mas, apakah aku boleh nanya sesuatu?" dia bertanya lembut.

"Boleh Mbak. Mau tanya apa ya?" aku menjawab.

Aku berpikir bahwa dia akan bertanya soal kos-kosan kosong di sekitar kompleks ini. Dugaanku salah. Ada hal yang lebih penting yang ingin dia ketahui dariku.

"Apakah ada rumah sakit terdekat di sekitar sini?" tanyanya.

Aku membalasnya, "Ada Mbak. Kalau dari sini sekitar lima belasan menit."

"Oh gitu ya. Apakah ada angkotan yang bisa dihubungi?" dia kembali bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun