Setelah Pak Laiskodat melontarkan pernyataan kontroversial tersebut, banyak wacana beredar diantara warganet dan masyarakat terkait bagaimana mengembangkan mutu pendidikan di NTT.Â
Pernyataan tersebut merupakan sebuah isu strategis untuk menilik sejauh mana poses pendidikan di NTT. Â
Walaupun pernyataan Pak Laiskodat itu kontroversi, penulis menilai bahwa pernyataan tersebut memancing diskusi dalam menemukan solusi untuk kemajuan pendidikan di NTT.
Bagi Laiskodat sekolah jam lima pagi merupakan salah satu tindakan solusi terhadap rendahnya mutu pendidikan di NTT. Selain untuk meningkatkan mutu pendidikan juga untuk meningkatkan etos kerja.Â
Masuk sekolah jam lima pagi merupakan salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan dan etos kerja.Â
Laiskodat mungkin melihat bahwa pendidikan dan etos kerja masyarakat NTT masih jauh dari harapan. Strategi yang diambil untuk mendongkrak mutu pendidikan dan etos kerja ini melalui kebijakan masuk sekolah jam lima pagi.
Bangun pagi jam empat dan masuk sekolah jam Lima pagi adalah instruksi Pak Laiskodat untuk sekolah SMA dan SMK di kota Kupang.Â
Untuk membuktikan apakah masuk sekolah jam lima pagi ini bisa meningkatkan mutu pendidikan, marilah membandingkannya dengan beberapa sekolah misi di NTT yang mutu pendidikannya cukup bagus.Â
Penulis akan menceritakan pengalamannya saat bersekolah di sekolah misi, namun sebelumnya akan dijelaskan tentang apa itu sekolah misi.
Untuk masyarakat NTT umumnya dan Flores khususnya istilah sekolah misi adalah istilah yang sering mereka gunakan untuk sekolah-sekolah katolik. Â
Sekolah misi adalah sekolah yang dikelola oleh yayasan-yayasan katolik. Sekolah misi ini adalah sekolah swasta mulai dari tingkat TKK atau PAUD sampai pada perguruan tinggi.Â