Mohon tunggu...
Asyfahani Nurfadilah
Asyfahani Nurfadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

If you never try you never knew

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metode Penelitian dalam Karya Ilmiah

30 Oktober 2023   08:45 Diperbarui: 30 Oktober 2023   08:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.(Sugiyono: 2013: 2). Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi (Rahmadi: 2011: 1):

(1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,

(2) Menyusun kerangka Pemikiran,

(3) Merumuskan Hipotesis,

(4) Menguji hipotesis, dan

(5) Menarik kesimpulan.

Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan. menyususun pengetahuan. Beda Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada "Pengetahuan adalah bahan limu, dan baru bisa menjawab tentang apa, sedangkan Ilmu Pengetahuan menjawab tentang mengapa suatu kenyataan atau kejadian. Jadi, Umu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan. dapat dipelajari dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. 

Adapun cara berfikir kritis berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (Sugiyono: 2013: 2). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar, maka harus memakai metode penelitian yang jelas. Selain itu, harus mengacu pada serangkaian langkah dan pendekatan yang sistematis untuk melakukan penelitian.

Selain itu sebuah penelitian juga harus didasarkan dengan kebenaran ilmiah. Yang dimaksud Kebenaran ilmiah adalah pengetahuan yang didasarkan pada bukti empiris, metode penelitian yang teruji, dan kesepakatan ilmiah yang bisa berubah seiring waktu sejalan dengan penemuan baru dan pengembangan ilmu pengetahuan. Konsep ini tidak bersifat mutlak dan tetap terbuka terhadap revisi serta perbaikan seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun sumber kebenaran dalam penelitian itu berasal dari metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis data serta validasi oleh komunitas ilmiah. Valid menunjukan derajat ketepatan dan Antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono: 2013: 2)

Jenis jenis metodologi penelitian

Telah dikemukakan diatas bahwa penelitian ilmiah merupakan suatu kegiatan sistematis, logis, dan objektif dalam mencari informasi untuk memecahkan masalah atau menemukan jawaban terhadap suatu pertanyaan. Berhubung karena pola dan tingkat kehidupan anggota masyarakat berbeda-beda, baik dilihat dari segi masalah yang dihadapi maupun bentuk informasi yang akan dikumpul- kan, maka jenis dan cara penyelidikan yang digunakan bervariasi pula sesuai dengan harapan peneliti.

Pada umumnya metode penelitian ilmiah terbagi menjadi metodologi kualitatif dan kuantitatif

Pendekatan kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya; menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadapi yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar, kata, maupun kejadian serta dalam "natural setting," pendekatan kualitatif menekankan pada pentingnya pengalaman subjektif seseorang, dan realitas sosial dipandang sebagai suatu kreasi kesadaran seseorang dengan memberi makna (meaning) dan evaluasi kejadian secara personal dan dikonstruksi secara subjektif(Sugiyono: 2013: 7). Karena itu fokus pendekatan penelitian kualitatif pada kasus seseorang. Dalam konsep pendekatan ilmiah, cara pertama sering dise- but dengan istilah nomothetik, dan yang kedua ideografik.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. (Sugiyono: 2013: 7)

Metode penelitian kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. (Sugiyono: 2013:8) Oleh karena itu, untuk dapat mengumpulkan data kualitatif dengan baik peneliti harus tahu apa yang dicari, asal mulanya, dan hubungannya dengan yang lain, yang tidak terlepas dari konteksnya. Semua itu harus dijangkau secara tuntas dan tepat, walaupun akan menggunakan waktu yang relatif lebih lama.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.(Ridwan: 2004: 137)

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Prosedur yang di pakai dalam pengumpulan data yaitu : (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran. (Abdurrahman: 2006:104)

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan respoden.(Abdurrahman: 2006:192)

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi sekaligus menambah keakuratan, kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan dari bahan-bahan dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan keabsahan data. Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang berada ditempat penelitian atau yang berada diluar tempat penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian

tersebut.(S,Margono:165)

Pendekatan kuantitatif adalah apabila data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data lain yang dapat dikuantitatifkan dan diolah dengan menggunakan teknik statistik. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. (Sugiyono: 2013:8) Metode ini sebagai meto ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah ya konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode pengumpulan data kuantitatif sangat bergantung pada pengambilan sampel secara acak (random) dan instrument pengumpulan data terstruktur yang sesuai dengan kategori respon yang telah ditentukan, sehingga data yang dihasilkan mudah diringkas, dibandingkan dan digeneralisasi. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan pengujian hipotesis yang dibuat dari teori sebelumnya atau dari suatu kejadian fenomena. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian sangat berpengaruh pada perlakuan terhadap peserta yang secara acak terpilih. Jika tidak memungkinkan, maka peneliti akan mengumpulkan data karakter peserta dan situasi yang akan mengontrol variable terikat (dependen) dan hasil. Untuk proses generalisasi pada populasi yang lebih besar, peneliti akan menggunakan sampling probabilitas dalam pemilihan peserta dalam penelitian.

Seorang peneliti membutuhkan banyak alat atau teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian. Tes merupakan alat pengukuran dan panduan bagi peneliti dalam pengumpulan dan evaluasi data. Alat dapat bervariasi dalam kompleksitas, interpretasi, desain dan administrasi. Setiap alat cocok untuk pengumpulan jenis informasi tertentu, sehingga harus dipilih agar memberikan data yang di cari untuk menguji hipotesis. Mungkin saja alat penelitian yang ada tidak sesuai dengan tujuan dalam beberapa situasi, jadi peneliti harus memodifikasinya atau membuat sendiri. Berikut secra umum strategi pengumpulan data kuantitatif (Hardani: 2020: 405) 

a. Survei dengan pertanyaan tertutup misalnya dengan tatap muka dan telepon, wawancara (interview) dan kuesioner. 

b. Eksperimen dan Uji Klinis 

c. Observasi dan Recording kejadian 

d. Data sekunder yang relevan dari sistem informasi manajemen.

Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif

Untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalam, maka harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri (Sugiyono: 2013:9)  

1. Perbedaan Aksioma

Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai (Sugiyono: 2013:9).

2. Proses penelitian

Proses penelitian kualitatif bersifat sirkuler sedangkan kuantitatif bersifat linier(Sugiyono: 2013:16)

3. karakteristik penelitian

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen (1982) adalah seperti berikut: (Sugiyono: 2013:13)  

a. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument

b. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number

c. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products

d. Qualitative research tend to analyze their data inductively

e. "Meaning" is of essential to the qualitative approach

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif itu :

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut (Sugiyono: 2013:14)  

1. Intensive, long term participation in field setting

2. Careful recording of what happens in the setting by writing field notes

and interview notes by collecting other kinds of documentary evidence 

3. Analytic reflection on the documentary records obtained in the field

4. Reporting the result by means of detailed descriptions, direct quotes

from interview, and interpretative commentary.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Dapat disimpulkan Perbedaan utama terletak pada jenis data yang digunakan, metode pengumpulan, analisis, serta tujuan dari masing-masing pendekatan. Seringkali, penelitian yang efektif menggabungkan kedua pendekatan ini (penelitian campuran) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam mengenai suatu fenomena.

Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk -- bentuk penelitian:

Setiap pendekatan dalam metode penelitian memiliki ciri khasnya sendiri. Berikut ini adalah cara menerapkan tiga pendekatan metode penelitian yang berbeda: deskriptif, historis, dan kritis.

Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-cin, sifat-sifat suatu fenomena Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.(Suryana: 2010: 20)

Penerapan pendekatan deskriptif adalah dalam survei, penelitian kuantitatif, dan analisis statistik. Langkah-langkah penerapan pendekatan deskriptif meliputi:

- Penentuan dan Definisi Variabel: Identifikasi variabel yang akan dideskripsikan dan pastikan definisinya jelas.

- Perancangan Alat Pengumpulan Data: Buat kuesioner, survei, atau alat lainnya untuk pengumpulan data.

- Data: Lakukan survei, observasi, atau teknik pengumpulan data lain sesuai dengan instrumen yang telah disiapkan.

- Analisis Data: Gunakan metode statistik atau teknik lainnya untuk merangkum dan menjelaskan data.

- Presentasi Hasil: Sajikan temuan dengan sistematika melalui grafik, tabel, dan deskripsi naratif.

Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakukan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan urituk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk enegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.(Suryana: 2010: 20)

Setiap pendekatan dalam metode penelitian memiliki ciri khasnya sendiri. Berikut ini adalah cara menerapkan tiga pendekatan metode penelitian yang berbeda: deskriptif, historis, dan kritis.

Langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan historis mencakup:

- Pemilihan Topik Sejarah: Pilih topik atau peristiwa sejarah yang akan diteliti.

- Pengumpulan Sumber dan Data: Kumpulkan dokumen, arsip, saksi mata, atau sumber sejarah lain yang relevan.

- Evaluasi dan Interpretasi Sumber: Analisis dan interpretasikan sumber-sumber sejarah yang terkumpul.

- Rekonstruksi Narasi Sejarah: Buat narasi atau rekonstruksi tentang peristiwa yang diteliti.

- Analisis Kritis Terhadap Sejarah: Tinjau secara kritis sumber dan narasi sejarah yang telah dibuat untuk memahami kemungkinan interpretasi.

3. Metode Kritis:

Pendekatan kritis melibatkan analisis mendalam terhadap teori, gagasan, atau struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Fokusnya adalah pada penelusuran asumsi, konflik, dan kontradiksi dalam informasi atau teori yang diuji. Langkah-langkah penerapan pendekatan kritis meliputi:

- Penentuan Masalah atau Teori Kritis: Pilih topik atau teori yang akan dianalisis secara kritis.

- Pengumpulan Data dan Informasi yang Relevan:Kumpulkan data, teori, dan informasi yang mendukung atau menentang topik yang dianalisis.

- Analisis Kritis: Tinjau secara kritis informasi yang terkumpul, identifikasi asumsi, bias, atau kontradiksi.

- Rekonstruksi Argumentasi: Bangun argumen kritis berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

- Diskusi dan Evaluasi Kritis:Diskusikan implikasi dari analisis kritis terhadap topik atau teori yang sedang diteliti.

Dengan memahami ciri khas dan langkah-langkah khusus dari setiap pendekatan, peneliti dapat memilih dan menerapkan metode yang paling sesuai dengan pertanyaan atau tujuan penelitian yang mereka miliki.

Macam -- macam karya Ilmiah

1. Makalah adalah salah satu karya tulis ilmiah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Sebagai salah satu jenis karya ilmiah, makalah tentu saja harus ditulis secara sistematis dan mengikuti pedoman penulisan karya ilmiah.(Suhartina:2021:49)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cetakan IV Tahun 2004: 700), makalah adalah tulisan resmi tentang pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dan yang sering disusun untuk diterbitkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 50 Cetakan IV, 2004: 700)

Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.(Dalman:2014:149)

Dapat disimpulkan Makalah ialah sebuah bentuk penulisan yang mengulas, menganalisis, atau menguraikan suatu topik tertentu. Makalah kerap dibuat guna memberikan pemahaman mendalam atau paparan yang lebih terperinci mengenai topik yang dibicarakan. Secara umum, makalah disusun secara terstruktur, dimulai dengan bagian pendahuluan, dilanjutkan dengan pemaparan isi, dan diakhiri dengan rangkuman atau kesimpulan.

Contoh makalah: Ciri-Ciri Dan Peran Bakteri Dalam Kehidupan

2. Artikel

Artikel adalah bentuk karangan bebas yang mengangkat berbagai macam tema terutama yang menyangkut masalah sosial dan kemanusiaan.(Darman: 2014: 139)

Artikel merupakan karya tulis yang bersifat umum dan luas, biasanya merupakan opini bahkan juga berupa berita.(Darman: 2014: 139)

Jadi dapat disimpulkan artikel ialah suatu penulisan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi, analisis, atau pendapat mengenai suatu topik tertentu. Mereka dapat diakses baik dalam bentuk cetak maupun daring, terdapat di surat kabar, majalah, jurnal, blog, dan situs web. Artikel dapat memiliki variasi jenis, seperti artikel berita, opini, ilmiah, panduan, atau fitur khusus.

Contoh artikel bias kita temukan di web online seperti kompas.com, kumparan.com dll

3. Paper

Paper adalah suatu karya ilmiah yang berisi pembahasan terhadap suatu topik tertentu dengan dukungan data yang valid. Paper adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. (Djuroto dan Supriadi: 2002:24 ) dalam Dalman (2011) Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa paper dibuat dalam bentuk yang lebih sederhana dari pada makalah, dengan tujuan untuk meningkatkan daya serap atau pemahaman terhadap materi kuliah atau ceramah yang berkaitan dengan mata kuliah tertentu.

Contoh paper kuliah yang pasti adalah memuat halaman judul. Halaman judul berisi judul penelitian, instansi yang menaungi, program studi, fakultas, nama mahasiswa, logo universitas, tujuan pembuatan, dan dosen pengampu.

Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Usaha Mikro dan Kecil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ulfah Elmira, S.H., M.H.

4. Skripsi 

Skripsi adalah hasil penulisan ilmiah yang menyajikan hasil penelitian seorang mahasiswa jenjang sarjana strata satu (S1) pada akhir masa studinya. Skripsi dibuat untuk mengkaji/membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan kepada kaidahkaidah ilmiah yang berlaku. Penulisan skripsi ini berfungsi untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Sebagai karya ilmiah, skripsi harus memenuhi ciri-ciri ilmiah.

5. Thesis

Thesis merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi persyaratan dalam menyelesaikan studinya. Penulisan thesis pada umumnya bersumber kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan program studinya.

6. Desertasi

Desertasi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh seorang mahasiswa S3 untuk memenuhi persaratan memperoleh gelar doktor.

7. Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah merupakan salah satu wadah untuk mempublikasikan hasil penelitian atau buah pikir seseorang kepada publik.

Jurnal ilmiah adalah publikasi akademis yang memuat artikel-artikel yang ditinjau oleh para pakar atau pakar sejawat sebelum diterbitkan. Artikel-artikel ini berisi penelitian, eksperimen, ulasan, atau kajian ilmiah tentang topik-topik tertentu di bidang ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah biasanya diterbitkan oleh lembaga akademis, organisasi riset, atau penerbit ilmiah dan berfungsi sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan, temuan, dan inovasi terkini di berbagai disiplin ilmu. Referensi 

Abdurrahman, Fatoni. Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT. Rinekha Cipta, 2006)

Dalman. 2014. Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hardani, Dkk. 2020, Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Yogyakarta: Cv Pustaka Ilmu Grup

Ridwan, Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, (Bandung: Alfabeta,2004).

Sugiyono, 2013, Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D: Bandung: Alfabeta.

Suhartina, 2021, Menulis Karya Ilmiah, Pasuruan: Cv. Penerbit Qiara Media

Suryana, 2010, Metodologi Penelitian (Model Praktis Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Universitas Pendidikan Indonesia

Rahmadi,2011, Pengantar Metodologi Penelitian, Banjarmasin: Antasari Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun