Dari keenam qaulan ini dapat disimpulkan bahwa islam sangat mengajarkan kita dalam berkomunikasi dengan sebaik mungkin agar tidak terjadinya konflik antar komunikan tersebut, maka dari itu saat berkampanye hal tersebut sangat berguna agar terciptanya kampanye yang indah,adil dan tidak menyebabkan konflik antar kandidat.
Komunikasi Massa Dalam Kampanye Politik Berbasis Islam
Kampanye jugat dapat dilakukan melalui media massa, media massa adalah sarana komunkasi massa, dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak secara serentak, komunikasi massa dapat terjadi dengan menggunakan beragam media masaa sebagai saranan untuk menunjang komunikasi tersebut, media massa yang dimaksud seperti radio, tv, ataupun handphone dll.Â
Media massa dapat menyampaikan suara kampanye misalnya melalui radio untuk dilakukan nya siaran demi mengundang masyarakat luas agar tertarik dengan sesuatu yang sedang dikampanyekan, seperti pemilu dalam memilih preseiden,Â
tetapi dengan cara apapun kita berkampanye harus tetap memberikan suara yang jujur serta adil dan bijaksana. Islam tidak mengenal jargon politik "menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan" berpolitik dalam islam adalah berkerja dalam dakwah.
Media Sosial dan Perspektif Islam dalam Kampanye
Media social telah mengubah tataran kehidupan kita, dan tidak terkecuali dalam dunia perpolitikan di Indonesia, kampanye melalui media sosail dapat di akses oleh siapapun, namun apabila kandidat tidak cermat dalam menentukan platfrom dan target pemilih kampanye tidak akan berjalan dengan lancer.Â
Dalam perspektif islam juga kita diajarkan untuk selalu cermat dalam menggunakan media social, tidak ada perlakuan bullying kepada siapapun, tidak menebarkan kebencian, tidak mengundang konflik, dll. Dalam berkampanye pun kita harus bijak dalam menggunakan media social, tidak boleh mengundang untuk menebarkan kebencian kepada kandidat lain, tidak boleh menjelekkan nama baik kandidat lain.
Etika Komunikasi Islam dalam Berkampanye
Kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana etikannya. Apabila etikannya baik, sejahteralah lahir batinnya bila etikannya rusak rusaklah lahir batinnya.
Etika yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang, dan tidak adanya perbuatan yang tercela. Seseorang yang beretika mulia selalu melakukan kewjiban-kewajibannya. Dia melalukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap tuhan yang menjadi hak tuhannya,Â