Mohon tunggu...
Aswita Witri Rahayu
Aswita Witri Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menebarkan Jiwa Kampanye Politik dalam Kajian Islam di Indonesia

14 Juli 2022   21:15 Diperbarui: 14 Juli 2022   21:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Negara yang menagnut system demokrasi kampanye politik menjadi sangat penting dalam memperkenalkan kandidat kepada masyarakarat, kampanye politik sebagai upaya terorganisir yang berusaha mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kelompok tertentu, tujuannya untuk memenangkan pemilu tertentu . 

dalam perspektif islam menyebutkan politik dengan istilah siyasah, maksud dari siyasah adalah mengatur segenap urusan umat, maka islam sangat menekankan pentingnya siyasah, Sebagian orang sering kali menilai istilah politik islam menurut perspektif islam, hal itu tentu saja wajar karna yang sudah yang kita ketahui dalam nyata kita selalu melihat praktik politik yang atau menyimpang dari ajaran islam.

Islam membenci orang yang tidak mau tau tentang umatnya tetapi bukan berarti sebagai orang yang bergerak dalam politik menggunakan agama sebagai alat pelancar urusan dalam mencapai kekuasaan karena hal tersebut bukanlah hal yang dianjurkan oleh ulama terdahulu, agama dan politik memang tidak akan bisa disatukan, politik yang dicampur oleh agama maka politik tersebut dapat mengalami kerusakan,

lalu jika agama yang dicampurkan politik maka agama itulah yang mengalami kerusakan, agama dan politik memang hal yang saling bertolak belakang dimana agama islam mengajarkan tentang hal kebaikan dan mendekatkan diri kepada allah maka dapat dikatakan siapapun yang menggunakan agama dalam meraih tujuan politiknya tidak dapat dibenarkan dan salah dalam perspektif islam.

Kampanye Berbasis Al-quran dan Sunnah dalam Fiqh Siyasah

Pelaksanaan kampanye berbasis alquran dan sunnah merupakan salah satu bagian atas terselenggaranya pemilihan umum. Di dalam fiqh siyasah, istilah pemilihan umum dikenal dengan intikhabah al ammah yang artinya memilih.

Di dalam ajaran islam, isitilah kampanye berbasis al quran dan sunna dalam fiqh siyasah memang belum familiar dan dikenal secara luas, istilah tersebut telah ada sebelum masa kontemporer ini, dimana telah terbentuk negara dan bangsa yang banyak bercorak demokrasi bagi negara yang mayoritas muslim khususnya ditimur tengah dan asia tenggara. 

Kampanye berbasis alquran dan sunnah adalah sebuah sarana sebagai tahap perkenalan diri oleh kandidat yang mencalonkan diri agar khalayak mengetahui keberadaan srta identitas para pihak yang mencalonkan diri tersebut, sehingga dengan demikian umat dapat mengenal dan mampu untuk memilih dan memilah manakah calon kandidat yang pantas untuk menduduki kepemimpinan melalui pelaksanaan pemilihan umum.

Komunikasi Islam dalam Kampanye

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari atau tinggalkan sebab komunikasi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari sebagai makhluk social, kepada siapa pesan kampanye ditujukan, dalam hal ini masing-masing institusi memiliki target komunikan untuk setiap kampanye yang dilakukannya, 

kampanye harus sesuai dengan segmentasi target mereka agar melancarkan pelaksanaan kampanye tersebut, tetapi tetap harus dalam landasan komunikasi islam, yang dibangun atas prinsip-prinsip islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan, dan keselamatan.
 
 
Prinsip-Prisnip Komunikasi dalam Islam dengan Kampanye Politik

alquran sebagai sumber ajaran agama islam, alquran memperkenal dirinya sebagai kitab yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang. Komunikasi merupakan suatu hal yang paling fundamental dalam kehidupan manusia,komunikasi yang banyak disebut dalam alquran adalah qaula, prinsip-prisnip komunikasi tersebut antara lain adalah prinsip komunikasi adil dan benar atau qaulan sadidan seperti dinyataka dalam alquran Qs. An-nisa (4);9; terjemahannya

"dan hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainnya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar". 

Kata al-sadid pada ayat tersebut berarti adil dan benar, yaitu bahwa setiap berkomunikasi hendaknhya tidak menutupi sesuatu yang salah dan menyampaikan sesuatu yang benar, 

dengan demikian dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip komunuikasi dalam alquran adalah prinsip qaulan sadidan yaitu berkomunikasi yang adil dan benar. Sedangkan didalam kampanye kita sering sekaali menemukan hal yang tidak sopan atau berlaku curang dalam acara pemilu. Dengan contoh menukar angka persenan agar lawan terentu kalah saing atau melakukan pelecehan kepada kandidat lain, dll.

Berikut beberapa qaul yang disebutkan dalam alquran :

Qaulan ma'rufa. Ma'rufan artinya kebaikan dunia maupun akhirat, ungkapan ini disebutkan empat kali dalam alquran dengan menampilkan empat peristiwa yang berbeda-beda yaitu dalam surah Al-Baqarah ayat 235, An-Nisa ayat 5 dan 8, surah Al-Ahzab ayat 32.

 Kesimpulan dalam empat surah tersebut adalah lafdz atau ungkapan yang baik, ramah, tidak kasar, tidak menyinggung perasaan orang, dan tidak berkata kotor .

Qaulan karima, adalah perkataan lembut, beradab, santun,dan menghormati. Qaulan kariman adalah ungkapan yang indah dan penuh dengan adab sehingga orang yang diajak bicara merasa Bahagia, dihormati, dan dimuliakan.
Qaulan masyuran, perkataan yang mudah, meyenangkan, memberikan harapan yang pasti kepada orang dan tidak menutup peluang mereka untuk mendapatkan kebaikan dari kita.

Qaulan baligha, perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan berbekas kepada jiwa.

Qaulan sadidan. Perkataan yang benar, perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada dan tepat sasaran.

Qaulan layyina, ungakapan yang lemah lembut, upaya berkomunikasi dengan cara yang lunak, tidak memvonis, mengingatkan kepada sesuatu yang disepakati seperti kematian, dan memanggilanya dengan panggilan yang ia suka. Dapat melembutkan hati yang keras.

Dari keenam qaulan ini dapat disimpulkan bahwa islam sangat mengajarkan kita dalam berkomunikasi dengan sebaik mungkin agar tidak terjadinya konflik antar komunikan tersebut, maka dari itu saat berkampanye hal tersebut sangat berguna agar terciptanya kampanye yang indah,adil dan tidak menyebabkan konflik antar kandidat.

Komunikasi Massa Dalam Kampanye Politik Berbasis Islam

Kampanye jugat dapat dilakukan melalui media massa, media massa adalah sarana komunkasi massa, dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak secara serentak, komunikasi massa dapat terjadi dengan menggunakan beragam media masaa sebagai saranan untuk menunjang komunikasi tersebut, media massa yang dimaksud seperti radio, tv, ataupun handphone dll. 

Media massa dapat menyampaikan suara kampanye misalnya melalui radio untuk dilakukan nya siaran demi mengundang masyarakat luas agar tertarik dengan sesuatu yang sedang dikampanyekan, seperti pemilu dalam memilih preseiden, 

tetapi dengan cara apapun kita berkampanye harus tetap memberikan suara yang jujur serta adil dan bijaksana. Islam tidak mengenal jargon politik "menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan" berpolitik dalam islam adalah berkerja dalam dakwah.

Media Sosial dan Perspektif Islam dalam Kampanye

Media social telah mengubah tataran kehidupan kita, dan tidak terkecuali dalam dunia perpolitikan di Indonesia, kampanye melalui media sosail dapat di akses oleh siapapun, namun apabila kandidat tidak cermat dalam menentukan platfrom dan target pemilih kampanye tidak akan berjalan dengan lancer. 

Dalam perspektif islam juga kita diajarkan untuk selalu cermat dalam menggunakan media social, tidak ada perlakuan bullying kepada siapapun, tidak menebarkan kebencian, tidak mengundang konflik, dll. Dalam berkampanye pun kita harus bijak dalam menggunakan media social, tidak boleh mengundang untuk menebarkan kebencian kepada kandidat lain, tidak boleh menjelekkan nama baik kandidat lain.

Etika Komunikasi Islam dalam Berkampanye

Kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana etikannya. Apabila etikannya baik, sejahteralah lahir batinnya bila etikannya rusak rusaklah lahir batinnya.

Etika yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang, dan tidak adanya perbuatan yang tercela. Seseorang yang beretika mulia selalu melakukan kewjiban-kewajibannya. Dia melalukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap tuhan yang menjadi hak tuhannya, 

terhadap makhluk lain alam semesta dan terhadap sesame manusia.
Dalam berkampanye otomatis kita sebagai manusia harus memiliki etika, contoh, tetap berkata sopan dan santun walaupun kandidat yang kita pilih kalah saing dengan kandidat lainnya.

Mencermati Akhlak dalam Kampanye Politik

Sesulit apapun strategi yang dibangun untuk menarik simpatik masyrakat dalam menaikkan elektabilitas kandidat yang diusung oleh partai islam, atau sekalipun sebagai tim sukses, namun sebagai pribadi muslim, kita tetap wajib menjaga adab, akhlak, kesantunan social dan tata cara yang islami. Sebab bersikap santun dan berdakwah dengan cara baik dan bijak adalah sebuah perintah yang tidak bisa ditawar-tawar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun