1. TantanganÂ
Dunia media yang sangat dipengaruhi oleh teknologi menjadikan situasi ini menjadi tantangan yang tidak sederhana. Setidaknya untuk mempertahankan perusahaan pers dibutuhkan infrastruktur yang kuat, dan itu tentunya tidak murah. Karenanya perusahaan pers harus sehat secara bisnis, agar peralatan dan infrastruktur lainnya lebih update sesuai kebutuhan zamannya.10Â
Tantangan lainnya, yaitu persoalan sumber daya manusia (SDM). Setiap insan pers diwajibkan selalu adaptasi dengan teknologi, selalu mengupgrade diri dan menjadi pelaku media dengan wawasan juga keterampilan yang sesua dengan kebutuhan zamannya. Hal lain yang juga penting, setiap media akan memperhatikan perilaku konsumen atau audiensnya, terkait dengan pola konsumsi informasi, agar pers mampu membuat konten sekaligus menyajikan yang sesuai dengan kebutuhan pasarnya.11 Â
Penyebaran berita palsu dan konten negatif di media sosial juga menjadi ancaman serius. Teknologi dan internet memungkinkan penyebaran informasi tanpa validasi. Ini merusak pemahaman masyarakat dan menciptakan fragmentasi audiens di berbagai platform. Solusinya adalah melibatkan platform sosial, pemerintah, pendidikan, dan masyarakat. Identifikasi serta penghapusan konten negatif perlu ditingkatkan. Pemerintah bisa mengatur ruang digital, pendidikan tingkatkan literasi media, dan masyarakat periksa kebenaran sebelum menyebarkan. Dengan kerjasama dan kesadaran, integritas informasi tetap terjaga dalam digital ini.12Â
2. PeluangÂ
Dari sisi publik, dengan semakin berkembangnya teknologi maka mengakses media semakin mudah. Ketika jaringan internet semakin merata, dengan kecepatan lebih tinggi, dibarengi perangkat yang semakin murah, maka publik lebih lama berinteraksi dengan dunia digital. Masyarakat semakin berjejaring dengan yang lainnya melalui fasilitas media sosial, saling berkirim pesan, berkomentar atau berbagi informasi, termasuk mengakses media. Situasi seperti itu kemudian dimanfaatkan oleh dunia jurnalisme sebagai satu peluang yang sangat terbuka untuk mempermudah cara kerjanya, dari mulai mencari, memproduksi, hingga mendistribusikan informasi. Ditengah anjloknya media cetak, maka beradaptasi dengan situasi seperti ini menjadi pilihan strategis. Media-media tradisional kemudian mengembangkan dirinya menjadi multiplatform dan multisegmen. Selain mempertahankan media lamanya, banyak pelaku media justru melebarkan sayapnya pada format digital.13
Foust mencatat beberapa kekuatan atau potensi jurnalisme online sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat, antara lain:14Â
a. Audience contol: Audiens bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.Â
b. Nonlienarity: setiap berita yang disampakan dapat berdiri sendiri.Â
c. Storage and rerieval: berita tersimpan dan bisadiakses kembali dengan mudah oleh masyarakat.Â
d. Unlimited space: jumlah berita yang disampaikan menjadi jauh lebih lengkap. Â