Mohon tunggu...
Ahmad Subarkah
Ahmad Subarkah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswastawan pengamat Budaya, spiritual dan Politik

Sarjana filsafat, tertarik pada spritual universal dan local wisdom.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Internet Ajang "Clash of Civilization"

6 Juli 2019   09:42 Diperbarui: 6 Juli 2019   10:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Referendum Catalonia (2017)

Kissinger, ex Menlu USA, mengatakan : "Siapa yang menguasai informasi akan menang". Maka tidak heran bila dunia cyber menjadi rebutan dominasi yang mengakibatkan konflik kepentingan. Berikut adalah pendapat para ahli tentang rebutan kekuasaan dunia Cyber:

Sama seperti tanah, air, udara, dunia siber menjadi rebutan dan perebutan itu dapat menciptakan konflik.

Dunia siber adalah dunia hasil konstruksi banyak pihak dari berbagai kalangan, baik itu dari militer, pemerintah, pendidikan, pengusaha, politisi hingga kelompok aktivis, yang pada kurun waktu memiliki kepentingan di dalamnya.

Melalui internet, perang politik, ideologi dan agama dalam bentuk debat dapat dinikmati seperti menonton pertandingan tinju atau sepak bola atau badminton. Bedanya, tontonan debat di internet dapat mencerdaskan, menambah wawasan, menambah bijaksana, dan menghidupkan nalar para pemirsanya, namun ingat selalu ada sampah di dunia ini dan sampah di internet disebut hoax/asal bicara.

D. Debat Paling Baik dan Terpopuler di Dunia saat ini.

Para cendekiawan Barat mengklaim telah dapat mengalahkan Komunis dan para Mabok Agama melalui perdebatan dalam bentuk forum, diskusi, paper ilmiah dan mass media saat itu. Kaum mabok agama telah membuat Eropa mengalami jaman kegelapan ratusan tahun, reformasi yang dilakukan oleh Martin Luther dan Karl Marx dst. telah membuat agama menjadi bukan sesuatu yang wajib dimiliki, melainkan ajarannya yang wajib tertanam di hati sanubari. 

Dari pengalaman historis, nampak agama sering digunakan untuk mendapatkan harta dan kekuasaan melalui politik. Mirip dengan nasib agama, Komunis juga hancur berantakan melaui pertempuran ideologi lewat media televisi, akibatnya negara Soviet Union pecah berantakan menjadi negara2 kecil yang rindu demokrasi. 

Setelah mabok agama Kristen dan Komunis dikalahkan oleh para cendekiawan Barat, maka serangan diarahkan ke Islam mengingat gunjang-ganjing dunia (kekerasan/kekejaman) yang dilakukan oleh radikal Islam. Dunia Barat dan negara modern lainnya (Jepang, Taiwan, RRC, dst) menganggap bahwa Islam telah menyumbang ideologi kekerasan yang membahayakan dunia.

Faham radikal tidak dapat dikalahkan dengan perang pisik, sebagai contoh Amerika telah gagal dalam perang Vietnam dan Afghanistan. Salah satu alasan tetap untuk melanjutkan perang pisik adalah keuntungan ekonomi hasil penjualan alat militer pemusnah manusia. Ajang pertempuran ideologi dan agama tidak lagi membutuhkan medan pertempuran pisik, melainkan berpindah menjadi pertempuran maya di internet. 

Berikut ini contoh tontonan debat ideologi di YouTube yang saat ini dianggap paling menarik dan paling mencerdaskan bagi orang yang waras otaknya bukan orang yang mabok agama:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun