Mohon tunggu...
Astrid Dayinta Abdaul Izza
Astrid Dayinta Abdaul Izza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Praktik Great Power Diplomacy Rusia ala Vladimir Putin

29 April 2024   00:38 Diperbarui: 22 Mei 2024   12:45 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan praktik great power diplomacy dibawah kepemimpinan Vladimir Putin

Praktik tersebut dilakukan untuk mencapai berbagai tujuan Rusia seperti mengatasi pengaruh Uni Eropa lewat pemberlakukan sanksi. Dapat dilihat pada tahun 2016 strategi ini digunakan terhadap Tiongkok. 

Selain pengaruh Uni Eropa Rusia juga mengembangkan hubungan strategis untuk memperkuat kerjasama dengan UE. Hubungan tersebut tentunya memperkuat pengaruh dan dominasi Rusia. 

Jika dilihat dari segi geopolitik dan geoekonomi upaya-upaya yang dilakukan juga bertujuan untuk mengimbangi kekuatan besar lain seperti NATO. Jika suatu kekuatan memiliki dominasi kuat tentu berbahaya bagi kekuatan lain disekitarnya. 

Dalam prosesnya Rusia memanfaatkan berbagai kepemilikan negara seperti wilayah, sumber daya alam, dan hubungan dengan negara lain. Terdapat beberapa aspek yang digunakan Rusia dalam praktiknya. 

Tantangan perubahan praktik great power diplomacy dibawah kepemimpinan Vladimir Putin

Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi Rusia dalam perubahan praktik great power diplomacy. Perubahan tersebut mencakup beberapa hal dalam berbagai bidang.

Pemulihan ekonomi menjadi salah satu tantangan besar karena Rusia mengalami penurunan investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Selain itu masyarakat internasional menilai sumber daya manusia di Rusia mengalami kemunduran.

Terdapat tantangan internal lain yang berkaitan dengan rexim Putin, dengan berbagai kebijakan yang diambil tentunya tidak semua masyarakat setuju. Tentuya reaksi negatif dari publik dapat menjadi tantangan tersendiri.

Reaksi negatif publik dalam skala besar dapat berdampak pada kedaulatan negara. Kedaulatan tersebut berkaitan erat dengan stabilitas negeri  dalam berbagai sektor. 

Dari sisi eksternal terdapat negara-negara besar seperti China dan Amerika yang dapat menyulitkan praktik diplomasi ini. Hal tersebut berkaitan dengan keseimbangan kekuatan dalam tatanan internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun