Tujuan praktik great power diplomacy dibawah kepemimpinan Vladimir Putin
Praktik tersebut dilakukan untuk mencapai berbagai tujuan Rusia seperti mengatasi pengaruh Uni Eropa lewat pemberlakukan sanksi. Dapat dilihat pada tahun 2016 strategi ini digunakan terhadap Tiongkok.Â
Selain pengaruh Uni Eropa Rusia juga mengembangkan hubungan strategis untuk memperkuat kerjasama dengan UE. Hubungan tersebut tentunya memperkuat pengaruh dan dominasi Rusia.Â
Jika dilihat dari segi geopolitik dan geoekonomi upaya-upaya yang dilakukan juga bertujuan untuk mengimbangi kekuatan besar lain seperti NATO. Jika suatu kekuatan memiliki dominasi kuat tentu berbahaya bagi kekuatan lain disekitarnya.Â
Dalam prosesnya Rusia memanfaatkan berbagai kepemilikan negara seperti wilayah, sumber daya alam, dan hubungan dengan negara lain. Terdapat beberapa aspek yang digunakan Rusia dalam praktiknya.Â
Tantangan perubahan praktik great power diplomacy dibawah kepemimpinan Vladimir Putin
Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi Rusia dalam perubahan praktik great power diplomacy. Perubahan tersebut mencakup beberapa hal dalam berbagai bidang.
Pemulihan ekonomi menjadi salah satu tantangan besar karena Rusia mengalami penurunan investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Selain itu masyarakat internasional menilai sumber daya manusia di Rusia mengalami kemunduran.
Terdapat tantangan internal lain yang berkaitan dengan rexim Putin, dengan berbagai kebijakan yang diambil tentunya tidak semua masyarakat setuju. Tentuya reaksi negatif dari publik dapat menjadi tantangan tersendiri.
Reaksi negatif publik dalam skala besar dapat berdampak pada kedaulatan negara. Kedaulatan tersebut berkaitan erat dengan stabilitas negeri  dalam berbagai sektor.Â
Dari sisi eksternal terdapat negara-negara besar seperti China dan Amerika yang dapat menyulitkan praktik diplomasi ini. Hal tersebut berkaitan dengan keseimbangan kekuatan dalam tatanan internasional.Â