Mohon tunggu...
Astri Budiarti
Astri Budiarti Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni Budaya

Hobi Bermain Musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PTK dengan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Mata Pelajaran Seni Budaya

20 Agustus 2023   19:11 Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:40 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : PTK Astri Budiarti, S.Pd

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai--nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.  Adanya perubahan yang pesat dalam berbagai bidang seperti   seni budaya, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat akan membawa dampak yang signifikan dalam proses pembelajaran. 

Untuk dapat mengantisipasi adanya perubahan tersebut, maka pendidikan yang hanya menekankan pada penguasaan materi saja menjadi tidak sesuai lagi. Selain aspek penguasaan materi, pendidikan dewasa ini harus mampu mengembangkan kreativitas siswa dan kemampuan berpikir melalui aktivitas-aktivitas kreatif dalam pembelajaran seluruh mata pelajaran termasuk pelajaran seni budaya. 

Pendidikan seni musik khususnya dimaksudkan untuk peningkatan potensi musik yang ada di dalam diri siswa. Selain itu juga untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya seni. Peningkatan apresiasi terhadap karya seni terutama seni musik adalah dengan mengidentifikasi fungsi dan latar belakang lagu tradisional  dalam konteks budaya masyarakat setempat sesuai pengetahuan siswa.

Peranan apresiasi seni bagi siswa sekolah adalah untuk membangkitkan peran serta siswa secara aktif agar dapat berkomunikasi dan menikmati keindahan karya seni yang mengandung daya pesona sehingga pada akhirnya siswa akan memiliki rasa simpati dan empati, kepuasan estetis, rasa senang dan bangga, serta rasa nikmat akan suatu karya seni. 

Proses pembelajaran di dalam kelas pada umumnya masih didominasi oleh guru. Siswa pada dasarnya hanya menerima informasi dari guru, sehingga proses pembelajaran yang dirasakan oleh siswa hanya sebuah proses pembelajaran yang membosankan, siswa jadi kurang aktif, kreatif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa tidak tertarik dan tertantang untuk berfikir kritis, mengemukakan ide-ide. 

Akibatnya dapat berdampak hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.Salah satu metode yang dianggap tepat untuk dapat mengaktifkan siswa, membuat siswa lebih kreatif adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Menurut Tan (dalam Rusman 2010: 229) Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa mengelaborasikan pemecahan masalah dengan pengalaman sehari-hari. 

Proses pembelajaran di dalam kelas pada umumnya masih didominasi oleh guru. Siswa pada dasarnya hanya menerima informasi dari guru, sehingga proses pembelajaran yang dirasakan oleh siswa hanya sebuah proses pembelajaran yang membosankan, siswa jadi kurang aktif, kreatif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa tidak tertarik dan tertantang untuk berfikir kritis, mengemukakan ide-ide. Akibatnya dapat berdampak hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.Salah satu metode yang dianggap tepat untuk dapat mengaktifkan siswa, membuat siswa lebih kreatif adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Berdasarkan hal tersebut, penulis telah melakukan penelitian observasional mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam upaya meningkatkan sikap apresiatif terhadap lagu tradisional dalam pembelajaran seni budaya.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Arikunto, Suharsimi (2010 : 2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Metode ini digunakan sebagai upaya penulis untuk meningkatkan sikap apresiatif lagu tradisional  pada konsep lagu tradisional  dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).  Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. 

Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Leuwigoong tahun pelajaran 2022/2023. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal tanggal 21 Juli 2022 sampai tanggal 24 September 2022. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan dialokasikan waktu sebanyak 2 x 45 menit. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Agustus 2022 dan Kamis, 11 Agustus 2022. 

Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Agustus 2022 dan Kamis, 1 September 2022. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII sebanyak 31 siswa pada tahun pelajaran 2022/2023 dalam mata pelajaran seni budaya.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari kemmis dan Tanggart (1988:14), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. 

Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau secara perbuatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Observasi, dan Tes Formatif.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu : 

  • Untuk test formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif
  • Untuk Ketuntasan Belajar, Produk yang dikembangkan dikatakan layak berdasarkan asfek keefektifan jika persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai minimal berada pada kriteria baik.
  • Untuk Menilai Aktivitas Siswa, Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata-rata skor aktivitas siswa.

Hasil Penelitian 

Sebelum menerapkan model Problem Based Learning (PBL) diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 73,23 yang terdiri dari 17 orang siswa dari 31 orang siswa dapat menuntaskan pelajaran dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 54,84 % dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang dengan persentase ketidak ketuntasan belajar mencapai 45,16 % . 

Namun ketika menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,42 yang terdiri dari   20 orang siswa dari 31 orang siswa dapat menuntaskan pelajaran dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 64,52 % dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase ketidak ketuntasan belajar mencapai 35,48 %. 

Namun pada Siklus II hasil belajar siswa mencapai persentase ketuntasan belajar 87,10 % dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80  yang terdiri dari 27 orang siswa dari 31 orang siswa dapat menuntaskan pelajaran dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang dengan persentase ketidak ketuntasan belajar mencapai 12,90 %. Adapun perbandingan peningkatan sikap apresiatif terhadap pertunjukan musik tradisional adalah sebagai berikut.

Selain sikap apresiatif lagu tradisional meningkat, penulis dan observer juga mengamati aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Leuwigoong selama mengikuti pembelajaran yang meningkat pula . Adapun Indikator penilaian pada aktivitas siswa terdiri dari 5 indikator yakni Bekerja sama dalam Kelompok (oral activities), Mengajukan Pendapat (oral activities), Mengajukan Pertanyaan (oral activities), Mendengarkan diksusi (listening activities) dan Mempresentasikan hasil diskusi kelompok (oral activities). Perbandingan aktivitas siswa pada pembelajaran seni budaya pada pokok bahasan pertunjukan musik tradisional dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Sumber : PTK Astri Budiarti
Sumber : PTK Astri Budiarti

Berdasarkan tabel tersebut diatas, pada tindakan Pra siklus, aktivitas belajar siswa berada pada kategori cukup dengan rata-rata perolehan skor akhir sebesar 71,61 %. Kemudian pada tindakan siklus I berada pada kriteria baik dengan rata-rata perolehan skor akhir mencapai 77,42% Sedangkan tindakan siklus II berada pada kriteria baik dengan rata- rata perolehan skor akhir mencapai 89,35 %.

Simpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatkan sikap apresiatif lagu tradisional dalam pembelajaran seni budaya melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Leuwigoong  tahun pelajaran 2022/2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun