Ada dua motivasi saya menulis artikel ini. Pertama terkenang dan mengenang masa muda Aku sendiri, itu memberi dorongan untuk tetap semangat di masa Aku lansia ini. Semoga 'Aku' ditulisan ini menjadi 'Aku' pembaca usia lanjut pula. Motivasi kedua tulisan ini saya coba menyiratkan pula pandangan saya tentang "kemudaan usia" yang positip dan negatip yang masih pantas menjadi illustrasi pembanding untuk para pembaca usia muda, dan yang merasa masih tetap muda di zaman ini.
.
Tentang Usia dan Lansia ditegaskan seperti ini: Saya lahir tahun 1941, masuk SMP 1953, masuk PT 1960, mulai bekerja 1964, menikah tahun 1967, mulai lebih mantab 1970, karir politik menanjak 1977-1987, karya pengabdian sosial 1990-2010 Â bebas tugas 2010 - sekarang. Â Tahun 2008 mulai menggunakan komputer, telpgenggam, 2010 menulis di Kompasiana. . Dengan ini saya hanya mau mengatakan bahwa saya sungguh sudah lansia. Dan "Merasa tua tetapi semangat muda" masih mau melihat kedepan."
Semasa kanak-kanak Aku merasa selalu bahagia, ditengah keluarga bahagia sederhana yang saling mencinta. Ayah seorang guru perintis desa sejak 1919, ibu seorang parawat, saudaraku tiga orang guru, dua perawat. Isteriku pun perawat. Dua orang anak lelaki berhasil saya antar hingga dewasa, selesai  S1,2 dan bekerja beristeri dan anak. Keduanya dari remaja sangat perhatian kepada kegiatan organisasi kaum muda..
Aku dari bocah, hingga tua suka berorganisasi dan kegiatan berteman. Aku merasa banyak sahabat dan teman dekat sepanjang umur, dicintai dan mencintai. Â
Aku mempunyai WA grup, alumni SMP-SMA, Alumni/mantan pegiat pemuda, Keluarga besar tiga buah organisasi yang masih aktip, dan WAgrup keluarga.
Seorang fesbuker Yasinta Indriati yang dosen psikologi juga hari ini (29/01) menulis diakun fesbuknya "Setiap manusia membutuhkan 'rumah psikologis' yang nyaman untuk ditinggali. Rumah psikologis yang nyaman adalah sikon yang mendukung kesehatan mental kita agar berfungsi dengan baik."
Selanjutnya dikatakan bahwa support system kesehatan mental kita adalah orang-orang yang membantu membangun rumah psikologis itu. Saya merasa sudah mempunyai rumah psikologis yang sangat besar. Yaitu orang orang yang selama ini membesarkan Aku saya termasuk teman dan saudara-saudara di kompasiana, grup WA dan siapa saja yang terhubung dengan teknologi dewasa ini. Rasanya pula rumah itu cukup saya jaga baik-baik, sesuai dengan kebutuhan 'Aku' dan kemampuan, daya tahannya hidup bersama..Syukurlah dan Puji Tuhan.
Disisi lain dalam perjalanan waktu kehidupan ini, 'Aku' bisa melihat fenomena besar yang namanya pertumbuhan, perkembangan dan beda pengalaman. Setiap generasi Aku menyaksikan memiliki cirinya masing-masing dalam cara menghadapi hampir semua dimensi kehidupan ini. Dan Aku sebagai lansia melihat itu diperjalanan usia ini... Â
Anak muda di setiap zaman ini sering dihadapkan pada berbagai macam tekanan dan stress dalam kehidupan sehari-hari. Dari dulu hingga sekarang sama adanya, beda tantangan dan sumber ancamannya. Â Mulai dari tekanan sekolah,akademi, pekerjaan, hingga masalah pribadi. Semakin ke kini-an tekanan itu semakin berat. Bagi yang mengalami tekanan berat itu seperti bertemu dengan jalan buntu. Orang membutuhkan pembuka jalan, atau batu lontatan guna melompat keseberang penghalang.
Sebenarnya bukan hal stressnya yang lebih diperhatian tetapi sangat penting wawasan bahwa kaum muda itu generasi masa depan kita, keluarga dan bangsa, kini dan jauh kedepan.