Tetapi lebih mudah lagi kita amati kebiasaan sosial kebiasaan yang kita lakukan didepan atau bila ada orang lain, disamping jenis kebiasaan yang sungguh pribadi.
Kebiasaan sosial seperti : Terlalu mau menangnya sendiri; Terlalu semangat mau menunjukkan kelebihannya; Selalu siap komentar negatip; Terlalu mau menghakimi dan suka melihat kesalahan orang lain; Terlalu mau menyelesaikan perkara  tanpa mendengar pendapat orang lain walau didepannya; Tidak mau mendengarkan cepat memberikan informasi; Suka menerim pujian kendati itu bukan "hak"nya;  Tidak menunjukkan penyesalan ketika sadar berbuat salah; Gagal untuk memberi pujian; Lupa untuk berterima kasih.
Kebiasaan pribadi, seperti : Tanpa peduli orang lain kendati sepantasnya peduli, ketika main HP.; Mencari hiburan tidak sehat, menghindari pertemanan yang sebenarnya wajar dan baik; Cepat mencari alasan atas kelemahan diri, cepat memaafkan diri sendiri; Mengikuti rasa benci, iri, dengki, puas diri dengan kerja minim; (bagi usia lanjut:) Terlalu membanggakan masa lalunya; Kemalasan dan abaikan kebiasaan yang sehat, atau kewajiban dalam keluarga, masyarakat. Kebiasaan pribadi dapat disebut lebih banyak sesuai posisi, peran, profesi, usia setiap orang. Tetapi untuk melihat itu semua justru lebih membutuhkan keheningan.
Pembaca yang budiman, penulis ini percaya bahwa tulisan ini bisa diterima bukan sebagai daftar dosa pembaca, tetapi adalah konsekwensi dari pemikiran sederhana dari melihat perubahan zaman secara global dan bertindak secara nyata untuk lebih baik adanya. Untuk merubah dunia kearah lebih baik harus mulai dari perubahan diri sendiri.
Kita bisa memilih kebiasaan mana yang perlu diluruskan di sempurnakan sesuai dengan prinsip kepribadian dan kebersamaan, berkeluarga, bermasyarakat, berprofesi, bekerja, dan sebagai warga yang terhormat terpuji.
Selanjutnya kita bisa uji dan kaji, bila perlu dikonsultasikan dengan yang kompeten. Kajian juga mungkin memerlukan satu dua ukuran, misalnya efektivitas dan efisiensi; Mungkin juga perolehan uang; Mungkin juga informasi tentang pendapat teman. Mungkin bisa ditemukan dua paling banyak tiga pilihan untuk diambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.
Pesan penutup : Peduli Perubahan, tidak takut berubah , bahkan harus mengubah beberapa kebiasaan yang tidak sukses dan tidak bisa hanya dalam satu detik. Tetapi sambil jalan perlu Melatih Melihat Kedepan. Biasa kita mencoba melihat dampak dan kesan-kesan, sekarang coba lebih melihat bagaimana kedepannya.
Demikian proses melangkah sehat menghadapi perubahan, semoga ada manfaatnya untuk Pembaca Yth. Maafkan bila ada yang kurang berkenan, dan terima kasih atas waktunya berkunjung dan apresiasinya. Â Tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, Maret 29, 2022. Emmanuel Astokodatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H