Maka ada beberapa catatan dalam cara pendekatan untuk "mengajak orang lain bersikap" sekurangnya, atau mengubah diri.  Kita sendiri sudah lebih terbiasa bersikap seperti yang kita kehendaki bagi orang lain itu. Selanjutnya  jangan pernah melawan langsung saat dia berpendapat. Kita harus bersabar agar kerja kita tidak kontra produktip.
Kita sendiri harus punya Keterbukaan hati untuk menerima kekecewaan bila ditolak. Kita perlu sedikit banyak suatu Keberanian. Optimis serta berfikir positip, Tulus, murni dan Kebebasan batin dari niat terselubung.Â
Niat kita berbuat baik dan berjuang atas dasar prioritas  Bisa paham bener antara tujuan dan sarana. Demikian mungkin cukup tentang apa yang saya maksud dengan Cara pendekatan yang berkemanusiaan dan efektip.
Ad. 2. Langkah Kegiatan menuju sikap terbuka.
Apa sebenarnya bentuk yang kita kerjakan bersama orang yang mau kita ajak bersikap terbuka itu. Sebenarnya kita harus menyadarkan perlunya Menangkap Substansi dan essensi realitas yang kita persoalkan. Kita perlu melepas menanggalkan pelbagai hal yang membalut realitas sebagai tambahan.(abstraksi).Â
Dan itu sering membutuhkan suatu sikap mengambil jarak sementara terhadap semua pihak yang terlibat.(abstraksi emosional) Dengan begitu  kita dapat seperti memakai kacamata baru.
Mungkin dengan orang yang hendak kita ajak bersikap terbuka itu lalu terjadi tukar pendapat. Saling melempar koreksi atau kritik. Disini sebenarnya terjadi transaksi nilai. Komunikasi transaksional ini pelajaran pertama untuk sikap terbuka.
Dan disitu sebenarnya kita saling membuat koreksi diri. Dan sebenarnya koreksi diri itu adalah kemenangan mengalahkan kepicikan dan keterbatasan kita sendiri. Kita boleh berfikir sederhana lagi, Sebenarnya itu proses temukan diri yang sedang terjadi.
Dan semua itu sebaiknya terjadi dalam mengajak orang melepas kekerasan dalam berpendapat, terbuka kepada sesama. Diatas langit masih ada langit. Proses itu biasanya akan dikerjakan ulang oleh sasaran kita ini.Â
Bisa jadi pada diri orang itu kemudian dibuatnya suatu "periksa diri", memikir ulang dengan dirinya sendiri. Diharapkan adanya pembatinan melalui periksa diri, introspeksi dan refleksi.
Rahasia kemenangan pengguna Refleksi dibanding pengguna Afeksi dalam membangun akselerasi kegiatan nyata didunia ini, saya pelajari dari sejarah spiritualitas kristiani.