Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir Sederhana Dampak Covid-19

20 April 2020   23:38 Diperbarui: 20 April 2020   23:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asumsi dampak sosial Covid 19 disini bukan akan mengupas opini-opini dan kupasan yang mengaum-aum di sudut sudut medsos, tetapi melihat dengan akal sehat bagaimana harapan sederhana kaum sederhana, ibu RT. Pedagang pasar pedesaan, anak-anak sekolah bisa terjawab, secara rational dan berdasar..

Hal yang mendasar : Waktu pelaksanaan PSBB, diwilayah daerah yang ditetapkan, Situasi data Kesehatan, Kondisi Ekonomi, dan Kebiasaan serta kesadaran -sosial masyarakat kita. Untuk menata logika pengamatan, kita susun ulang sedemikian sebagai berikut ini  :

Situasi data kesehatan yang menjadi harapan utama yaitu : Menurunnya penularan, menurunnya angka kematian, (naiknnya data kesembuhan)  Melihat hal ini sekarang kita baru dalam proses yang agaknya awal. Proses ini memuncak mungkin pada bulan Mei, kemudian menurun yang bukan pemberhentian total. Ingat penyakit atau epidemi Flu, Paru2, Malaria  masih ada ekornya tampak adanya program2 penangan di Departemen Kesehatan

Pelaksanaan PSBB.dari pengumuman resmi setiap sore tentang situasi kesehatan angka2 menyedihkan masih meningkat, dan pelaksanaan PSBB semakin diperluas dan ditingkatkan.Tetapi hingga saat ini Pelaksanaan PSBB yang terkordinir dengan Pemerintah Pusat masih belum segera meliputi lebih banyak wilayah kecuali baru DKI dan walayah penyangganya.

Pelaksanaan PSBB yang ditentukan berlaku 14 hari rupanya akan terpaksa selalu diperpanjang hingga 3 x atau 5 x. berarti 3 bulan.  Hal ini juga disebabnya kurang disiplin masyarakat kita dalam mentaati peraturan PSBB tersebut. Sementara itu wilayah-wilayah yang belum melaksanakan PSBB terkordinasi masih akan menjadi hitungan yang belum terukur secara cermat.

Disanalah akan menjadi teka teki asumsi tentang "penyebaran covid 19" ini, sepertinya ada yang mengasumsikan satu setengah tahun mungkin belum selesai. Akan tetapi Pemerintah yang dalam hal ini Kominfo menawarkan sebuah Aplikasi yang mengkait dengan penyebaran Covid-19 ditengah masyarakat diharapkan bisa membantu perlambatan penularan.

Akibat langsung yang sudah di asumsikan dan diantisipasi  Pemerintah adalah bidang Ekonomi dan Stabilitas politik. Dan hal ini peringatan Menteri Keuangan yang bertugas menata ekonomi, dan Dinamika Kepolisian serta TNI akan menjadi kompas bagi pemikiran orang sederhana ini. Ancaman2 bertubi dan simultan.

Akibat yang pasti PSBB berikutnya adalah kebiasaan belajar dirumah dan online. Hal ini sangat berekor panjang pada generasi mendatang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi juga. Disiplin kerja pegawai mungkin juga. Sebab cara kerja usahawan diluar kantor sudah lebih dahulu mengubah model kerja.

Buah yg baik diharapkan nantinya adalah kebiasaan baik baru memelihara kesehatan dan kebersihan itu yang mudah. Ada buah yg diharapkan tetapi yang tidak mudah ialah kesadaran baru akan nilai-nilai ibadat. Saya kuatir justru ada penurunan kesadaran beribadat.

Tidak tertutup kemungkinan bergesernya budaya keakraban kekeluargaan di pedesaan menjadi lebih individualistik. Tetapi untuk beberapa wilayah yang sebelum ini semua masih diselimuti system panutan dengan PSBB merasa tertekan maka selepas PSBB kebiasaan lama akan dikembalikan justru dengan suasana ephoria.

Demikian permenungan sederhana ini semoga memberi lebih harapan kedepan yang lebih positip. Sekurang-kurangnya ini menjadi catatan peristiwa bersejarah nantinya. Tetapi pasti mari sekarang kita selalu siap menggunakan masker agar kita masih akan bisa menyaksikan terbuktinya semua asumsi-asumsi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun