Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari yang Pribadi Menuju Keakraban

29 Desember 2017   06:31 Diperbarui: 29 Desember 2017   10:01 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka pemikiran tentang privasi dan keakraban maka ada dua hal yang harus disampaikan:

Kerinduan ingin bertemu bisa saja terjadi pada dua orang yang akan berbuat jahat. Cinta dan Benci itu dua hal yang kadang berhimpitan dan menggejala diluar sulit dibedakan. Pembenci juga bisa berkeingan kuat untuk bertemu untuk melampiaskan kebenciannya.

Pada ujung pemikiran tentang keakraban atau ke-intim-an, tinggal satu tingkat kepenuhan yaitu keintiman seksual. Keakraban seksual terjadi dalam posisi manusia yang tercipta lelaki perempuan. 

Pengalaman itu terwujut pada afeksi, kedekatan total, dengan sentuhan jamahan, kebebasan membagikan komunikasi seksual, hingga sastra bicara tentang "keduanya dipersatukan menjadi satu daging", dan mengalami kenikmatan manusiawi tertinggi.  

Sebenarnya ada keakraban yang kurang diperhatikan para ahli yaitu keakaran dan cinta kepada semesta alam padahal sangat sangat penting dan berpengaruh besarkepada kehidupan kita.

Untuk hal seksualita tersendiri pernah saya tulis di Kompasianan ini dengan judul :  "Seksualitas manusia, remaja dan Penulis".

Maka saya ingin kembali saja ke Pribadi Sendiri, Kepribadian Sendiri, Privacy, agar ditemukan keserasian  dalam rangka menemukan keakraban social, intelektual, dan bahkan dalam bentuknya yang umum yaitu Cinta yang sehat dan Cinta/peduli Alam..

Penelitian Psikologi neuroscience tentang apa yang terjadi pada otak orang yang melakukan kebajikan hamper sama dengan otak orang yang melakukan aktivitas spirituality, misalnya melakukan aktivitas meditasi atau berdoa. 

Meski demikian efek yang terbesar adalah terjadi pada orang yang melakukan meditasi atau berdoa. Ada keterkaitan erat diotak pada waktu kita berbuat baikdengan pada waktu kita berdoa dan meditasi. Ada proses berputar atau saling mempengaruhi antar spirituality dan kebajikan. Spirituality menghasilkan kecenderungan kepada kebajikan, sementara itu kebajikan membuat orang cenderung pada pemikiran tentang spirituality.

Maka tepat sekali bila kita mau berbuat baik, termasuk mau membangun hubungan social, dan kepada alam, mulai dari merancang hingga nanti melaksanakan perbuatan itu kita mulai dengan berdoa dan meditasi. Dan nanti pelaksanaan perbuatan baik itu pun kita kawal dengan doa, meditasi  dan atau kontemplasi.

Kita mulai dengan Berfikir sederhana dan berfikir Positif. Mari kita melihat segala sesuatu dari sisi yang baik, yang positif. Mari kita bangun kesadaran kita tentang terhadap hal-hal yang positif terhadap lingkungan hidup termasuk lingkungan pergaulan kita,.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun