Apabila Nabi Adam mampu memahami Asma' (nama-nama) dan menjawabnya, hal itu karena pengaruh spesifik penciptaan kemanusiaan. Maka, perempuan dan laki-laki dalam penciptaannya juga memiliki kemampuan yang sama. Secara umum, setiap pujian kepada manusia yang terdapat di dalam al-Quran dan hadis pasti berkenaan dengan seluruh manusia, baik perempuan maupun laki-laki. Di dalam al-Quran, tidak terdapat ayat yang mencela kewanitaan seorang perempuan. Oleh karena itu, perempuan dan laki-laki, menurut perspektif Islam, adalah dua manusia yang sama. Dalam banyak nilai, mereka tidaklah berbeda. Mereka pun bertanggung jawab terhadap hal yang sama dalam mengatur masyarakat, yang sebagian tanggung jawab tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
 "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan darinya Allah Swt menciptakan pasangannya dan dari keduanya memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan ) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. an-Nisa': 1)
Dalam ayat-ayat di atas, disebutkan bahwa perempuan dan laki-laki adalah dua pondasi penting masyarakat dan standar keutamaan setiap perempuan dan laki-laki adalah pemeliharaan takwa. Al-Quran menganggap bahwa satu-satunya media kebahagiaan manusia adalah keimanan kepada Allah Swt, penyucian dan pembersihan diri dari segala keburukan, pemeliharaan takwa, serta pelaksanaan amal saleh.
Dari sisi ini, Al-Quran tidak membedakan antara perempuan dan laki-laki, bahkan menganggap keduanya mempunyai kelayakan untuk meningkatkan dan menyempurnakan spiritualitas serta kedekatan diri dengan Allah Swt.
"Allah Swt di dalam Al-Quran berfirman, Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan." (QS. an-Nahl: 97)
Al-Quran menjelaskan para perempuan utama sepanjang sejarah, seperti juga menjelaskan para lelaki utama, dan memuji mereka.
Al-Quran juga mengatakan: "Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, "Hai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala perempuan di dunia (yang semasa dengan kamu.)" (QS. Ali Imran: 42)
Islam menganggap bahwa perempuan dan laki-laki adalah dua pondasi masyarakat tempat mereka mempunyai peran yang sama dalam penciptaan, pembentukan, pengaturan, dan pemanfaatan masyarakat.
Benar bahwa hadir di medan jihad dan bertempur melawan musuh tidak wajib atas perempuan tetapi tidak semua tanggung jawab sosial dicabut dari mereka. Amar ma'ruf nahi munkar, mempertahankan agama dan kesuciannya, tabligh, dan menyebarkan Islam, melawan  kezaliman dan kesewenang-wenangan, membela hak-hak orang-orang tertindas  dan terzalimi, saling membantu dalam pekerjaan-pekerjaan yang baik, menolong orang-orang fakir dan miskin, merawat orang-orang sakit, cacat, dan orang-orang jompo, memberantas kerusakan-kerusakan moral dan sosial, mendidik anak-anak,  mengajar dan mengangkat taraf pendidikan individu-individu masyarakat, mengokohkan dan menguatkan pemerintahan Islam yang adil, mempertahankan nilai-nilai Islam, membantu sendi ekonomi keluarga dan negara, serta puluhan tanggung jawab lainnya tetap berada di atas pundak, baik kaum perempuan maupun laki-laki.
Islam mempunyai banyak penegasan dalam persoalan mencari ilmu dan menganggapnya sebagai suatu kewajiban.
Imam Shadiq as menukil dari Rasulullah Saw yang bersabda, "Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. Ketahuilah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang menuntut ilmu."