Mohon tunggu...
Asri Tadda
Asri Tadda Mohon Tunggu... wiraswasta -

Masyarakat biasa yang selalu terpapar internet, memilih menjadi blogger daripada menjadi dokter. Saat ini adalah ayah dari seorang calon gubernur di Luwu Raya, Messiasta Ahmady Batara Tadda. Kenali saya di www.asritadda.com, hubungi saya di me@asritadda.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja di Negeri Kita

20 Juni 2012   11:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44 2845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagian Pertama dari Dua Tulisan

Dari tahun ke tahun kita masih terus bergulat dengan pengangguran. Sebuah kenyataan yang sangat mencekam hati mengingat setiap tahun sekolah dan perguruan tinggi di negeri ini kembali merilis ribuan alumni. Dengan tingkat pertumbuhan lapangan kerja yang rendah, dikhawatirkan pengangguran akademik (juga sama halnya dengan pengangguran lainnya), akan semakin bertambah dan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada Februari 2008 tercatat 9,43 juta penganggur atau sebanyak 8,46 persen dari total penduduk. Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang, sedangkan di jenjang SMA-universitas mencapai 4,5 juta orang.

Di sisi lain, lapangan kerja rata-rata hanya menyerap 37% lulusan perguruan tinggi. Bahkan, beberapa tahun ke depan diperkirakan daya serap itu menurun karena pengaruh resesi dan perkembangan teknologi yang semakin meminimalkan peran tenaga manusia.

Sebagaimana dimaklumi, salah satu motivasi mendasar untuk mengikuti proses pendidikan adalah untuk dapat bekerja dengan penghasilan yang layak menghidupi keluarga. Jika keadaan ini tidak segera dikendalikan, maka sejumlah dampak negatif akan bermunculan, dan ujung-ujungnya adalah bertambahnya kemiskinan.

Padahal, praktek kehidupan bernegara diselenggarakan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, setidaknya jauh dari kemiskinan. Membicarakan dunia pendidikan, lapangan kerja dan sejumlah aspek kehidupan yang lain memang senantiasa bermuara pada upaya pengetasan kemiskinan.

Pendidikan Tinggi

Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa, pendidikan tinggi merupakan kelanjutkan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyakarat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.

Kenyataannya, praktek penyelenggaraan pendidikan tinggi di negeri ini, harus diakui, masih jauh dari yang diharapkan. Angka-angka statistik pengangguran yang tersaji setiap tahun, menjadi salah satu parameter untuk kembali mempertanyakan sistem pendidikan kita, termasuk proses pendidikan tinggi; apakah benar-benar bisa menghasilkan anggota masyarakat yang berdaya saing unggul atau belum.

Dalam perkembangannya, paradigma pendidikan tinggi kita memang kelihatan lebih condong berorientasi untuk menghasilkan alumni pencari kerja (job seekers), bukan alumni pencipta lapangan kerja (job creator). Sampai saat ini, sekitar 82,2 persen lulusan perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan pekerjaan, ternyata bekerja sebagai pegawai.

Salah satu masalah mendasar yang dihadapi perguruan tinggi adalah problem relevansi dan mutu yang tidak menggembirakan. Pendidikan tinggi belum bisa menjadi faktor penting bagi kenaikan kesejahteraan masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun