Sebenarnya sih, nggak. Tapi, fenomena yang terjadi sekarang tuh, dikalangan remaja sekarang ya memang begini adanya. Kadang followers menjadi ukuran dalam suatu pertemanan. Orang menilai baik buruknya seseorang bisa hanya dengan melihat banyaknya followers yang ia punya.
Sedih ya kalo dipikir-pikir lagi. Dunia kita memang sudah berubah. Semua hal kebanyakan hanya dinilai sebatas luarnya saja tanpa tau bagaimana sebenarnya. Dan semoga saja kita bukan menjadi salah satu dari hal-hal yang sudah disebutkan diatas tadi.
Ketika ada regulasi mengenai hal ini 80 persen dari remaja di Indonesia mengalami hal-hal seperti tadi, semoga kita bisa menjadi 20 persen sisa nya yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
Insecure bukan hanya terjadi ketika kita bermain media sosial saja, namun bisa juga karena faktor dari aspek kehidupan yang lain. Semua tergantung pada kondisi dan kestabilan emosi yang sedang dialami oleh para remaja tersebut. Apalagi saat pandemik seperti ini, yang aktifitas kita sangatlah dibatasi dan bisa dipastikan setengah hari dari 24 jam kita gunakan di depan layar gadget. Akan ada banyak sekali remaja yang mengalami lonellies atau kesepian bahkan rasa bosan.
Dari sini kemungkinan akan semakin banyak juga remaja yang merasa Insecure. Dangan begitu, Insecure menjadi hal yang wajar untuk dialami setiap remaja. Tapi, rasa Insecure yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mental. Dengan kata lain, Insecure ini akan menyebabkan terjadinya Overthingking.
Nah, kita akan bahas mengenai Overthingking.
Overthingking merupakan keadaan seseorang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan sehingga sesuatu itu menjadi hal yang rumit. Orang yang Insecure sudah jelas memikirkan bagaimana cara agar menjadi seperti orang yang dilihatnya. Mereka juga memikirkan bagaimana respon yang akan didapat ketika ia melakukan hal tersebut dalam kehidupannya secara berlebihan.
Dari pikiran yang berlebihan akan menimbulkan yang namanya kerumitan dan kesulitan diri untuk bisa keluar dari segala masalah yang ada. Hal tersebut akan cenderung membuat kita menjadi tertutup, sering menangis, merasa tertekan, sering merasa pusing, mudah tersinggung, mudah menyalahkan diri sendiri, sampai tidur larut malam untuk memikirkannya, dan hal buruk lainnya juga bisa saja terjadi.
Mungkin ada beberapa orang yang menganggap bahwa Insecure dan Overthingking ini adalah hal yang biasa-biasa saja. Dan hal tersebut dapat dikatakan salah karena setiap orang apalagi khususnya para remaja memiliki keadaan dan kestabilan emosi yang berbeda-beda.
Masa pertumbuhan dan perkembangan remaja tidaklah singkat. Butuh penyesuaian dan proses yang cukup panjang. Hal ini juga tidak bisa dianggap biasa-biasa saja oleh kita semua. Jika remaja terus-menerus mempunyai rasa Insecure dan Overthingking, maka akan berpengaruh dan berbahaya pada kesehalan fisik maupun psikisnya.
Oleh karena itu, kita sebagai remaja perlu memperhatikan bagaimana, dengan siapa, dan dimana kita bergaul. Karena pergaulan bisa membawa kita ke jalan yang benar dan bisa juga membawa kita kepada jalan yang salah. Kita harus pandai-pandai dalam memilih teman.Â