Tiada Ilah selain Engkau ya Allah.
Tiada Tuhan selain Engkau.
Maha Kasih dan Maha Sayang.
Subhanallah, walhamdulillah, walaailahaillallah...
Setelah sholat dan berdoa, aku sempatkan lebih dahulu mencium dahi sang istri yang licin dan bersih yang habis terguyur paparan air suci yang penuh keberkahan. Sholat merupakan ibadah tertinggi yang kami jalankan berdua sebelum ibadah suci yang melanjutkan keturunan yang juga suci.Â
Tatapan matanya yang tajam dan penuh kerinduan serta cinta yang murni, coba aku balas dengan pelukan sayang penuh cinta dan perhatian dariNya.
Matahari berwarna keemasan yang mengintip dari balik jendela kamar, kami tutupi agar sinarnya tak masuk membuka tabir kesucian. Kami berselimut penuh cinta dan rasa hingga bagaikan raja dan ratu untuk sejuta tahun cahaya.Â
Kilaunya membuka seluruh sukma dan jiwa hingga memancar ke seluruh semesta. Pancaran air suci dari sukma terdalam memberikan kehidupan yang baru untuk sebuah perubahan kehidupan yang juga baru.
Aku peluk sang istri dengan cinta bagaikan jiwa suci memeluk kapas putih yang suci. Rasanya kami tak ingin berpisah dan selalu untuk ingin bersama selamanya. Kenikmatan dari Allah telah membangkitkan segalanya. Kami mencurahkan rahmat dan cinta dengan sepenuh kasih.Â
Curahan rahmat cintaNya telah kami terima dan kami curahkan antara kami berdua. Berdua berkasih sayang dari sebuah cinta yang terawat dengan tulus dan ikhlas. Perjalanan kasih dan sayang kami lalui dalam detik demi detik seolah dunia tak pernah berakhir dan waktu tiada terhenti.Â
Ciuman kasih dari sang kekasih hati dan jiwa tercurah bagaikan air terjun Bantimurung yang menghunjam ke bumi yang tandus. Kehidupan yang dulunya kering dan tandus, kini basah dan hidup kembali, seiring matahari yang baru terbit dari pembaringannya.