Jurnal ASA (American Sociological Association) edisi tahun 2010 menerbitkan tulisan berjudul "Social Relationships and Health: A Flashpoint for Health Policy". Hasil riset ilmiah Sosiolog Debra Umberson dari University of Texas ini mengarisbawahi adanya kaitan erat antara hubungan sosial dengan kesehatan. Secara lebih khusus, interaksi sosial dapat mempengaruhi kesehatan manusia pada 3 (tiga) aspek: sikap bertindak, psikologi sosial dan cara berpikir (physiological). Umberson juga mendapatkan data bahwa seseorang yang frekwensi kontak sosialnya dengan masyarakat rendah maka kemungkinannya dia meninggal dua kali lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang banyak melakukan interaksi sosial.
 Kecenderungan mati lebih cepat bagi mereka yang "kurang gaul" ini juga sudah dimasukkan faktor-faktor kehidupan penting termasuk kondisi sosial-ekonomi, pola hidup serta berbagai variabel lain yang dapat menyebabkan penyakit serius hingga menuju kematian. Beberapa penyakit mematikan yang mudah menjangkiti orang-orang kurang bergaul terutama yang hidup menyendiri tercatat antara lain serangan jantung, tekanan darah tinggi, kanker dan diabetes (luka yang lambat sembuhnya).
Kaitan silaturahmi/reuni dengan pertambahan rezeki jelas nyata. Sejumlah pengusaha sukses menyebutkan kegiatan silaturahmi antara jajaran pimpinan perusahaan dengan para karyawan/buruh menjadi salah satu faktor penting dalam membantu kelancaran dan berkembangnya perusahaan. Pertemuan berkala baik di tempat kerja maupun dalam bentuk piknik bersama, menjadi sarana yang paling efektif untuk meningkatkan komunikasi antara pimpinan perusahaan dengan para karyawannya.Â
Suasana informal kebersamaan semacam ini dapat menghilangkan sekat-sekat hambatan psikologis dan mencairkan hubungan antara atasan-bawahan sekaligus menumbuhkan "sense of belonging" dari para karyawan terhadap perusahaan tempat kerjanya. Dengan demikian karyawan akan lebih termotivasi bekerja dengan lebih rajin, inovatif dan penuh tanggungjawab yang pada gilirannya bisa lebih meningkatkan produksi perusahaan baik dari segi kwantitas maupun kwalitasnya. Bagi pebisnis pemula dan perkumpulan dari komunitas lintas profesi, reuni dan silaturahmi dapat digunakan untuk menjajaki peluang, tukar informasi/pengalaman, membangun relasi dan kerjasama bisnis serta mendata calon mitra usaha maupun sasaran pelanggan potensial.
Untuk menindaklanjuti pertemuan tatap muka pada even-even reuni/silaturahmi, komunikasi yang sudah terbentuk harus dipelihara dan dijaga kelangsungannya melalui pembentukan organisasi/perkumpulan dengan ikatan yang agak longgar seperti paguyuban, perkumpulan arisan, kelompok pengajian, grup diskusi, atau saling traktir ulang tahunan.Â
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan dalam upaya menembus kemacetan ibukota serta demi efisiensi waktu dan biaya, perkumpulan kekerabatan ini biasanya segera membentuk komunikasi media sosial melalui sarana WhatsApp, Facebook, Blackberry, Twitter, GooglePlus, Line, Linkedln, Telegram, Instagram, dst. Dengan demikian, kegiatan sosial-kekerabatan nirlaba yang bermula dari acara kumpul-kumpul reuni mempererat tali silaturahmi di antara keluarga, sahabat, pertemanan satu hobi sangat bermanfaat dalam menumbuhkan semangat baru, mengurangi stress, bertukar pengalaman, mencari peluang usaha serta berbagai bentuk kerjasama sosial-ekonomi dan kemasyarakatan lainnya.
Pertemuan reuni/silaturahmi setelah sekian lama berpisah tidak jarang memunculkan kesempatan dan potensi-potensi bagus yang belum terpikirkan atau tidak terlihat sebelumnya, sebagaimana dirangkum dalam kalimat Toba Beta, penyair dan novelis dari Sumatra Utara: "Reunion reveals friendship potential that haven't yet been emerged in the past" Acara kumpul-kumpul reuni biasanya banyak dihadiri umumnya oleh para pensiunan yang memiliki waktu relatif lebih longgar setelah terlepas dari kegiatan rutin yang padat dari kantor atau tempat kerja sebelumnya, termasuk para pengusaha swasta yang mulai menyerahkan secara bertahap manajemen dan tangggung jawab perusahaan kepada penerusnya.Â
Yang sangat didambakan oleh para Senior Citizens dalam acara reuni-silaturahmi adalah suasana kangen-kangenan, bernostalgia, saling membeberkan tentang kenakalan/keusilan masa lalu yang kini berubah menjadi cerita lucu-lucu, "Sometimes all they need is a hand to hold, an ear to listen and a heart to understand them" -- itulah sebenarnya keperluan utama dari para pensiunan maupun Senior Citizens untuk pul-kumpul dalam acara reuni-silaturahmi.
Bekasi, September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H