Mohon tunggu...
Asrol Uyuni
Asrol Uyuni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca adalah jendela dunia, memahaminya adalah cahaya penerang. Menulis bacaan yang layak dibaca adalah tanda jejak keabadianya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis HOTS di SD

31 Juli 2022   21:53 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:57 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Research and information collecting (penelitian awal dan pengumpulan data). Termasuk dalam langkah ini antara lain analisis potensi dan masalah dengan melakukan Performance analisys  & Need analisys  masalah yang menjadi dasar penelitian,  pengukuran kebutuhan, studi literatur dan dokumen  yang terkait dengan bahan ajar dan HOTS (Higher Order Thinking Skills), kurikulum, silabus, RPP, data siswa dan berbagai literatur ataupun dokumen terkait yang mendukung penelitian.  Pada bagian ini dilakukan analisa potensi dan masalah yang melatarbelakangi alasan mengapa perlu dilakukan penelitian dan pengembangan produk modul pengayaan ini. Tahap pertama ini peneliti melakukan analisis terhadap:

Kurikulum yang berlaku.

Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya

Karakteristik peserta didik

Analisis karakteristik peserta didik meliputi kegiatan  mengenali karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar guna disesuaikan dengan kemampuan akademiknya, misalnya: apabila tingkat pendidikan peserta didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus menggunakan bahasa dan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila minat baca peserta didik masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan ilustasi gambar yang menarik supaya peserta didik termotivasi untuk membacanya.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan bagi peneliti  antara lain: kemampuan akademik individu, kehadiran di sekolah. karakteristik fisik, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial, pengalaman belajar sebelumnya, dsb.

Analisis materi

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis

Merumuskan tujuan

      Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak diajarkkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat mereka sedang menulis bahan ajar

Secara umum pada tahap analisis peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana latar belakang keseluruhan dari peserta didik seperti usia, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan, minat, latar belakang budaya, apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau apa kebutuhan siswa, apa yang diinginkan siswa dari hasil pembelajaran (pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku), apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup, aspek apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki, apa fokus tujuan instruksional, apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak, apa jenis lingkungan belajar lebih disukai, apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah mencukupi.

  • Planning (perencanaan) yaitu menyusun rencana penelitian (proposal penelitian), meliputi kegiatan desain, penyusunan prototype bahan ajar yang diperlukan, mengumpulkan literature terkait ketrampilan tingkat tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang diperlukan khususnya pada muatan bahasa Indonesia dan pernyataan tujuan yang harus dicapai produk yang akan dikembangkan.
  • Develop preliminary form of product (pengembangan draf produk), yaitu mengembangkan bentuk desain permulaan (prototype) dari produk modul yang akan dihasilkan. Termasuk mempersiapkan komponen pendukung, pedoman dan buku petunjuk, materi bahan pembelajaran, proses dan instrument evaluasi.
  • Preliminary field testing (uji coba lapangan awal), yaitu melakukan ujicoba perorangan, dilanjutkan dengan uji coba kelompok skala terbatas, lalu dilakukan validasi pada draf awal Modul Pengayaan berbasis HOTS. Peneliti menggunakan 2  pakar bidang konten/ isi modul secara keseluruhan baik dari segi desain dan penulisan, Isi modul dari bagian awal, inti dan akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner pada responden.
  • Main product revision (merevisi hasil uji coba), yaitu melakukan perbaikan  dan revisi terhadap draf produk utama. Berdasarkan masukan validator ahli  dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal peneliti melakukan revisi produk Modul Pengayaan Berbasis HOTS yang telah disusun. Perbaikan dapat ini dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk modul pengayaan yang siap diujicoba lebih luas. Setelah dilakukan uji coba perorangan terhadap 5 orang responden dan uji coba terbatas pada 10 responden peserta didik kelas 5 A di SDN 1 Montong Tangi dan uji validasi ahli maka penelitian dan pengembangan akan dilanjutkan dengan tahap ke 6.
  • Main field testing (uji coba lapangan), melakukan uji coba lapangan, digunakan untuk mendapatkan evaluasi atas produk. Angket dibuat untuk mendapatkan umpan balik dari siswa yang menjadi Objek Uji Coba penelitian
  • Operational product revision (perbaikan/ penyempurnaan hasil uji coba), yaitu melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan perorangan, uji coba terbatas kelompok kecil dan praktisi pendidikan, sehingga modul pengayaan yang dikembangkan dianalisis hasilnya dan sudah merupakan desain bahan ajar yang siap divalidasi.
  • Operational field testing (uji validasi), yaitu langkah uji validasi terhadap produk yang telah dihasilkan.
  • Final product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk akhir, berdasarkan pada uji lapangan.
  • Dissemination and implementation, yaitu melakukan desiminasi dan implementasi produk, serta menyebarluaskan produk.
  • Penelitian pendahuluan di lakukan pada tahap awal penelitian dan pengembangan ini.  Hasil Validasi I, menunjukkan kedua ahli 100 % menyatakan bahwa modul pengayaan yang dikembangkan sudah tepat menunjukkan kecermatan isi, ketepatan cakupan isi, ketercernaan, penggunaan bahasa, perwajahan, ilustrasi, kelengkapan komponen dan evaluasi, sehingga kedua ahli menyimpulkan bahwa modul pengayaan tersebut telah layak digunakan namun perlu adanya sedikit perbaikan pada beberapa hal yang diberi catatan oleh validator ahli. Hasil Validasi ahli tahap II menyimpulkan bahwa Modul Pengayaan tersebut telah layak digunakan dan telah dilakukan perbaikan sehingga Modul Pengayaan Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dapat digunakan dengan skala luas oleh siswa kelas 5 SD/MI dan efektif untuk
  • Data hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai 71,09 atau secara kualitatif bernilai "B". Sedangkan angka ketuntasan belajar secara kalisikal mencapai 80 %. Uji kepraktisan dari respon siswa kelas 5 SD/MI menunjukkan bahwa rata-rata persentase kevalidan modul pengayaan ini mencapai 94,23 % dan dapat dinyatakan Valid sedangkan respon guru menunjukkan 88, 25 % maka reratanya mencapai 91,24 %  termasuk kategori sangat praktis.
  • Data juga menunjukkan 100% guru sangat setuju bahwa modul pengayan membantu guru dalam melaksanakan program pengayaan di sekolah dan modul pengayaan Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dapat melatih dan mengembangkan kebiasaan berfikir dan keterampilan berfikir tingkat  tinggi pada siswa kelas 5 SD/MI. Analisis data respon guru juga menunjukkan hasil 88, 25 % guru pengguna modul memberikan respon positif dan 21, 75 % guru pesimis modul ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan modul menurut responden guru adalah terbatasnya sarana prasarana dan fasilitaspendukung yang tersedia disekolahnya, sehingga pelaksanaan HOTS masih belum maksimal dapat dilakukan. 
  • KESIMPULAN
  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun