Lambaian tangan mengganggu pandaganku, membuatku menoleh, kulihat senyum yang terlihat sedikit konyol dengan lesung pipit di kedua sisi.
"Dek sejak kapan masuk kamarku" tanyaku heran.
"Sejak sepuluh menit yang lalu, tadi ada pemandangan bagus disini, sekarang udah enggak."
"Pemandangan apa?"Â
"Tadi ada orang lagi senyum-senyum sendirian kira-kira masih waras nggak nya?" melihat senyum mengejek rasanya sebal bercampur malu.
"Huh dasar kurang asem, ngapain disini?" kataku dengan cemberut.
"Kakak malem ini jadi ke pasar malemkan?"
"Ngga jadi" enak saja tadi baru nyindir kalo aku agak stres, dah mau jadiin aku tukang ojek lagi, huh nggak semudah itu ku gerutuku dalam hati
"Kenapa?"
"Ngga punya bensin"
"Tinggal beli aja kan?" katamu menyodorkan selembar uang.