Namaku Raib. Nama yang unik bukan? Aku juga heran, dari berjuta-juta nama di dunia ini, kenapa orang tuaku memilih nama Raib. Aku masih ingat, ketika masih sekolah dasar dulu, guru memanggil namaku.
"Raib", sahut guruku
"Hilang bu guru" timpal temanku
"Lho, kalian kok bilang begitu, Raib kan ada, tuh dia duduk di belakang" Â kata guruku sambil menunjuk dengan jari telunjuknya yang aku kira jari jempol karena saking besarnya.
"Habis, namanya Raib sih bu" celoteh temanku dengan wajah tak berdosa.
Sontak seisi kelas menertawakanku. Dan aku? Ya aku hanya bisa ikut tertawa, terasa ada angin yang masuk ke dalam mulutku karena saat itu kedua gigi depanku telah raib di cabut oleh ibuku dengan beringasnya. Saat itu, aku masih polos belum tahu apa makna dibalik tertawaan. Aku hanya tahu, jika seseorang tertawa itu tandanya ia bahagia.
Saat aku beranjak remaja, saat itu aku sudah di Sekolah Menengah Pertama. Masih jelas diingatanku ketika guru agama memanggilku.
" Raib" teriak guruku
"Hilang pak" timpal temanku
"Anak-anak, jangan katakan seperti itu. Tidak boleh mengatakan seperti itu pada teman. Itu sama dengan menghina, dan agama kita melarang untuk berbuat demikian. Mengerti semua anak-anak" sahut guruku dengan bijaknya.
"Iya pak" teriak kami bersamaan