Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kereta Siang Melaju Membawaku, Demi Satu Rasa

24 Februari 2021   17:49 Diperbarui: 24 Februari 2021   17:51 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa hubungannya istri, mak mak, tiga anak dengan media jawab menjawab, " kataku kembali sembari memainkan ujung jilbabku.

"Tuh, kalau salah ketahuan, masih sering memainkan ujung jilbab, " katanya sembari tertawa

"Dengar ya sahabat kecilku yang akan selalu kecil di mataku," sembari menarik kursi, dan duduk di depan

Lama kita saling diam, berbicara pada perasaan dan hati sendiri sendiri. Kilas balik masa lalu, bagaimana kita melewati semua bersama hingga ada yang mengira kita dekat dan pacaran. Kebersamaan itu tak pernah pupus sekali jarak dan waktu memisahkan bahkan waktu pun pernah membunuh detik saat kita sama sama ingin berjumpa.

Tarikan nafasnya terdengar jelas, detak jantungnya pun tak beraturan, dia menyalakan rokoknya dan menghembuskan kembali. Sepertinya berat untuk membicarakan itu semua, namun aku tetap diam sembari memainkan ujung jilbabku dan menunggu dia bicara.

"Buat nasgor dulu gih di dapur," katanya lagi, masih tetap dengan rokoknya

"Cerita dulu, baru nasgor," ujar ku tak kalah sewotnya

"Nasgor dulu, baru cerita," katanya lagi.

Aku tak bisa menolak permintaan dia, beranjak ke dapur dan membuat nasi goreng kesukaannya dan secangkir kopi pahit. Semoga suguhan ini, aku bisa mendengar jujur ceritanya seperti yang pernah aku dengar dari mulut sahabatku.

 Asap rokok mengepul dalam ruang kerja yang sempit dan sesak dengan tumpukan kayu.

"Dengar baik baik, ya. Untuk apa saling memberi kabar di media jika hanya akan mendatangkan dosa bagimu terhadap suamimu," katanya pelan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun