Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Terakhir

7 Januari 2021   21:09 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika memang kita tak bisa untuk saling sapa, melepas rindu,bercakap. Karena hal keluarga mas, adek akan belajar memahami dan berusaha untuk tidak mengganggu mas dan menuntut untuk disapa.

" Bukankah adek dulu mas tinggalkan. Walau itu berat mungkin berjalannya waktu adek akan ikhlas dan lupa. Biarlah tulisan tulisan menjadi teman  akhir nafas adek dalam merindu,"

" Mas tak ingin membebani adek,"

" Kalau mas bilang seperti ini, sama saja adek  nggak ada artinya di mata mas,"

" Mas akan selalu menyapa adek walau tidak tepat waktu seperti biasanya. Kalau adek bilang tidak ada artinya di mata mas, itu salah besar. Begitu berarti adek bagi mas. Selama ini mas bertahan karena adek, adek selalu hadir di setiap saat, di setiap kesedihan kepedihan, kegelisahan. Saat mas terpuruk, di saat harapan mas pupus . Di setiap waktu perjalanan mas, adek selalu ada, begitu berartinya adek hadir selalu untuk mas. Mas hanya membayangkan hal yang indah yang harus adek rasakan dengan mas bukan penderitaan. Ingat tidak setiap kita berkhayal akan masa depan kita hanya."

"Ya mas, adek selalu ingat tapi mas juga harus ingat bahwa kita berjanji untuk saling berbagi suka dan duka Semua masalah adek mas sudah tahu semua. Tidak seorang pun tahu, belasan tahun di simpan dengan rapi, hanya dengan mas adek bisa bercerita."

" Walau adek tak sepenuhnya membantu mas. Setidaknya mampu mengurangi sedikit beban di hati mas .Mas bukan orang lain bagi adek. Seperti mas bilang adek adalah istri bayangan. Mungkin Allah mempertemukan kita kembali agar kita bisa saling menguatkan satu sama lain.

" Maka jangan pernah adek bilang, adek tak berarti bagi kehidupan mas, adek adalah mutiara di hati mas. Tahukah adek mutiara itu makin lama makin berkilau dan bersinar. Semakin mas menjauh semakin dia menunjukan kemilaunya.

" Sebenarnya sebel ngetik begini, mau nya telpon biar kelar tapi hape adek sedang rusak jadi hanya bisa wa aja. Kayaknya Allah tahu ya, hehhehe,"

"Terima kasih, mas telah menganggap adek mutiara di hati mas,"

" Yakinlah adek tetap bersama mas apapun keadaan mas nantinya.. Setidaknya telah menenangkan hati mas walau sejenak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun