Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sedang Program Hamil? Yuk, Intip Persiapan Kehamilan Berikut!

14 Oktober 2019   10:15 Diperbarui: 26 Januari 2023   14:00 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hamil anak kembar(Shutterstock via kompas.com) 

Kehamilan adalah momen yang paling ditunggu kehadirannya. Apalagi bagi yang sudah tidak sabar mendengar tangis bayi menghiasi rumah. Oleh karena itu, tidak jarang pasangan yang ingin mempunyai anak melakukan serangkaian persiapan untuk kehamilan. 

Ada yang rela bolak-balik mengunjungi dokter kandungan untuk melakukan program hamil. Nah, sebenarnya berapa sih usia aman untuk hamil dan melahirkan? 

Menurut dr. Diana Safitri Velies, SpOG(K), M.Kes, usia optimal seorang ibu untuk hamil dan melahirkan adalah antara 20-35 tahun. 

Apabila seorang wanita hamil di bawah usia 20 atau di atas usia 35 tahun, maka akan meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah (BBLR), tekanan darah tinggi dan preeklamsia (keracunan kehamilan), keguguran, diabetes gestasional, serta risiko lainnya.

Sedangkan bagi pasangan yang ingin program hamil, sebaiknya dilakukan setidaknya 6 bulan sebelum hamil. Merencanakan kehamilan perlu dilakukan agar kehamilan berjalan lancar dan sehat, selain itu juga sebagai upaya untuk menyiapkan diri menghadapi risiko kehamilan yang mungkin terjadi. 

Selama merencanakan kehamilan yang dapat dilakukan adalah konsultasi dengan dokter, melakukan medical check up, berhenti menggunakan kontrasepsi, dan tentunya merencanakan waktu hubungan seks.

Lalu, apakah persiapan yang perlu dilakukan oleh kedua calon orang tua untuk menghadapi kehamilan?

Kehamilan bukan semata-mata hanya tanggung jawab seorang calon ibu, melainkan juga calon ayah. Kehamilan ibu perlu dukungan dari suami dan tentunya keluarga. 

Baik calon ibu dan calon ayah harus mempersiapkan diri secara mental juga finansial. Berkomitmen menjaga dan menyayangi sang buah hati, mempersiapkan segala kebutuhan bayi dan keluarga, termasuk merencanakan pendidikan yang terbaik untuk sang buah hati.

Selain itu, persiapan kehamilan secara medis yang perlu dilakukan antara lain;

1. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menghindari atau sebagai deteksi dini terhadap gangguan yang mungkin timbul pada janin, misalnya gangguan akibat perbedaan rhesus ibu dan bayi.

2. Skrining penyakit genetik

Skrining atau deteksi penyakit ini perlu untuk menghindari risiko terjadinya penyakit yang bisa diturunkan dari orang tua kepada bayi. Misalnya penyakit talasemia, hemofilia, anemia sel sabit, dan sebagainya.

3. Pemeriksaan TORCH

TORCH merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma, virus Rubella, virus Cytomegalo, dan virus Herpes. 

Beberapa organisme ini menyebabkan gangguan kesuburan, keguguran, bayi lahir prematur, dan juga kelainan bawaan atau cacat pada bayi.

4. Pemeriksaan organ reproduksi

Calon ayah dan juga ibu perlu memeriksakan organ reproduksi untuk menilai tingkat kesuburan keduanya. 

Perlu mengetahui kondisi rahim, saluran telur, dan indung telur ibu, juga kualitas sperma suami. Pemeriksaan hormon pendukung bagi kehamilan juga perlu dilakukan.

5. Pemeriksaan penyakit menular

Penyakit menular yang bisa berakibat fatal bagi bayi seperti adanya virus HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Gejala penyakit ini tidak langsung nampak.

Namun, bisa berakibat buruk jika tidak segera terdeteksi dan diobati. So, inilah pentingnya bagi pasangan agar melakukan medical check up juga sebelum menikah.

Setelah melakukan serangkaian program kehamilan, saatnya calon ibu mengetahui beberapa tanda awal kehamilan. Berikut adalah 6 tanda yang akan dialami oleh calon ibu jika kemungkinan terjadi kehamilan;

1. Terjadi perubahan pada payudara

Selama terjadinya proses kehamilan, kadar hormon estrogen dan progesteron akan meningkat. Hal ini menyebabkan payudara membesar, terasa lebih lembut sehingga menimbulkan peningkatan sensitivitas dan terasa nyeri jika dipegang. 

Puting susu juga akan membesar, warnanya berubah menjadi lebih gelap dan terkadang muncul rasa gatal. Payudara ibu juga akan mengalami penegangan, sehingga membuat pembuluh vena terlihat.

2. Muncul flek disertai kram perut

Proses penempelan (implantasi) embrio pada dinding rahim yang terjadi sekitar 6-10 hari setelah pembuahan akan menyebabkan munculnya bercak darah. Seringkali bercak darah ini dikira menstruasi. 

Munculnya bercak darah seringkali disertai dengan kram perut yang umumnya akan muncul secara teratur sampai kehamilan memasuki trimester kedua.

3. Mual dan muntah (morning sickness)

Meningkatnya hormon HCG (Human Chrorionic Gonadotropin) saat kehamilan akan memicu rasa mual dan muntah pada calon ibu. Hormon HCG yang meningkat akan menimbulkan rasa pedih pada lapisan perut dan menyebabkan mual. 

Rasa mual dan muntah umumnya muncul pada trimester pertama. Apabila gejala berlanjut ke trimester kedua bahkan trimester ketiga, maka sebaiknya calon ibu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. 

Gejala mual dan muntah tidak selalu hanya muncul di pagi hari, akan tetapi bisa juga di siang atau malam hari.

4. Frekuensi buang air kecil meningkat

Selama proses kehamilan, janin yang tumbuh di dalam rahim akan menekan kandung kemih, sehingga membuat calon ibu sering buang air kecil. Peningkatan sirkulasi darah dan hormon kehamilan juga membuat frekuensi buang air kecil meningkat.

5. Sering meludah (hipersalivasi)

Perubahan hormon estrogen bagi calon ibu selama kehamilan akan berakibat pada meningkatnya keinginan untuk meludah. Biasanya gejala ini akan muncul saat pada kehamilan trimester pertama dan berangsur menghilang saat kehamilan memasuki trimester kedua.

6. Suhu basal tubuh meningkat

Kehamilan atau ovulasi yang terjadi menyebabkan suhu basa tubuh calon ibu akan meningkat. Kondisi ini akan terjadi selama kehamilan berlangsung.

Selain itu, yang harus diperhatikan oleh calon ibu dan ayah adalah asupan atau diet yang tepat. Diet yang sehat merupakan syarat untuk memperoleh kondisi kesehatan yang prima. Diet yang sehat juga akan mempengaruhi perkembangan bayi di dalam rahim dan kesehatannya di masa depan. 

Seorang calon ibu yang sebelum dan selama kehamilan gemar memakan makanan yang tinggi kadar lemak jenuh dan gula, kemungkinan besar anak yang dilahirkan nantinya akan lebih mudah menderita tekanan darah tinggi dan berat badan berlebih.

Calon ibu harus mengkonsumsi makanan yang bervariasi. Jika calon ibu mengkonsumsi beberapa variasi makanan dalam dietnya, maka makanan akan terasa lebih enak. 

Ibu juga tidak akan mudah bosan dan tentu akan mendapatkan bermacam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai himbauan, calon ibu sebaiknya mengurangi konsumsi jumlah lemak, garam, dan gula dalam makanannya.

Nutrisi yang diperlukan oleh ibu hamil ada 5 jenis, yakni gandum, buah-buahan, sayuran, produk susu, dan protein. Ibu hamil membutuhkan asam folat dan besi yang lebih banyak dibanding saat sebelum hamil. 

Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen atau makanan yang sudah difortifikasi (ditambahkan) dengan asam folat atau besi. 

Manfaat asam folat sangat penting bagi janin untuk menghindari kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang. 

Asam folat bisa didapat dengan mengkonsumsi gandum, buah, dan aneka sayuran. Sedangkan besi bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah yang akan membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

Kekurangan besi akan menyebabkan anemia dan kondisi tersebut meningkatkan risiko persalinan dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Asupan besi bisa didapat dari makanan seperti daging merah, ikan, dan unggas. 

Selain asam folat dan besi, ibu hamil juga harus mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium. Manfaat kalsium adalah untuk membentuk tulang dan gigi bayi. Ibu hamil bisa mendapatkan sumber kalsium dari aneka produk susu.

Semoga bagi pasangan yang sedang melakukan program hamil diberi kelancaran atas usahanya yaaa.... Salam :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun