Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seperti Dendam, Rindu Akan Lombok Juga Harus Dibayar Tuntas (Part 2)

28 Agustus 2019   07:38 Diperbarui: 28 Agustus 2019   07:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri
dok.pri
Puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan yang masih harus melewati tanaman berduri tajam. Beberapa kali baju saya tersangkut dan telapak tangan saya tertusuk duri. Jalanan bebatuan tidak rata membuat motor harus bekerja ekstra. Saya cuma khawatir kalau ban motor tiba-tiba bocor.

Kami parkir di tengah rimbunnya semak belukar untuk melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk berjalan menuju Tanjung Bloam melalui bekas aliran sungai yang kering penuh bebatuan. Kalau dilihat bebatuan tersebut nampak seperti batu karang. 

Mungkin dulu adalah dasar laut yang dengan proses alam terangkat ke atas. Saya melangkahkan kaki dengan ekstra untuk mengimbangi 3 cowok yang irama langkah kakinya sudah seperti dikejar setan. 

Kak Leo yang terakhir datang ke Tanjung Bloam sekitar 2 tahun lalu nampaknya agak lupa jalan yang harus dilalui. Berbekal ingatan yang limited itu kami bersyukur tidak tersesat dan tahu arah jalan pulang.

Sesampainya di Tanjung Bloam kami disambut suara deburan ombak yang dahsyat. Ternyata di lokasi sudah ada rombongan dari Mataram yang juga penasaran dengan Tanjung Bloam. Mereka datang dengan menggunakan mobil sehingga jalur yang ditempuh pun berbeda dengan kami.

Tanjung Bloam (dok.pri)
Tanjung Bloam (dok.pri)
Tanjung Bloam semakin sepi pengunjung terlebih setelah ada yang peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa korban karena ditelan oleh ombak saat berdiri di bebatuan karang. Ombak terkadang memang sangat besar, sehingga pengunjung harus selalu waspada.

Bagi anda yang ingin liburan dengan merogoh kocek agak dalam, anda bisa menyewa kamar hotel yang ada di Tanjung Bloam. Anda bisa menikmati pantai juga dari depan hotel tersebut. Kabarnya rate kamar per malamnya sekitar 4 juta rupiah saja.

Hotel di Tanjung Bloam (dok.pri)
Hotel di Tanjung Bloam (dok.pri)
Beberapa menit setelah kami datang, rombongan pengunjung sebelum kami telah pergi. Saatnya bagi kami untuk menguasai Tanjung Bloam. Saya asyik berlari menikmati deburan ombak dan angin yang semakin sore semakin kencang. 

Beberapa kali ombak menyapa saya dengan percikan-percikan airnya yang mengenai wajah. Kami berempat bergantian berfoto ria.

dok.pri
dok.pri
Meskipun asyik berfoto, tetap harus hati-hati jika ombak datang yaa, Gaes. Tepat di belakang teman saya berdiri itulah dulu 2 pengunjung dilahap oleh ombak yang pada waktu itu lumayan besar.

Kami memutuskan kembali ke Mataram sebelum beranjak gelap. Apalagi kami harus kembali melewati hutan dan mengeja jalan untuk bisa keluar hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun