Setelah puas melihat air terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel, kami melanjutkan perjalanan untuk menyaksikan senja dari Vila Hantu di Dusun Setangi. Vila tidak berpenghuni ini menawarkan pemandangan senja yang indah sekaligus pantai Setangi yang eksotis.
Ketika saya tiba, beberapa pengunjung sudah nampak mulai memadati setiap sudut Vila. Tiga tahun saat saya ke sini, saya bisa naik sampai lantai atas.Â
Namun, menurut kak Leo, setelah gempa bumi mengakibatkan beberapa retakan di tangga naik, demi keselamatan pengunjung tangga itu dirobohkan, sehingga pengunjung tidak lagi bisa naik sampai lantai teratas.Â
Beberapa pengunjung nampak menantikan senja dari Vila Hantu ini sembari menikmati pemandangan pantai Setangi yang eksotis.
Sesampainya di Mataram, kami menuju warung makan sate Rembiga punya ibu Hj. Sinnaseh. Saya memesan satu porsi sate Rembiga dengan lontongnya, pelecing kangkung, dan segelas teh tawar. Inilah penampakan sate dari daging sapi yang sukses membuat lidah saya menari kegirangan.
Malam itu sengaja saya melebarkan lambung saya untuk menikmati makanan di Mataram. Anggap saja itu pengganti kalori yang seharian saya habiskan untuk jalan naik-turun bukit. :D