Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seperti Dendam, Rindu Akan Lombok Juga Harus Dibayar Tuntas (Part 2)

28 Agustus 2019   07:38 Diperbarui: 28 Agustus 2019   07:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya melihat kawanan monyet bermain-main di bekas ladang jagung. Sesekali saya juga melihat kapal hilir mudik membawa penumpang dari pulau seberang untuk singgah di pantai.

pantai Pink 2 (dok.pri)
pantai Pink 2 (dok.pri)
Kami duduk santai di sebuah gazebo dari kayu dan beratap rumbia yang dibangun oleh penduduk sekitar sembari ngobrol dengan pengunjung lain dan menikmati perbekalan yang kami bawa. Ketika kantuk mulai menyerang, kami memutuskan untuk mengambil foto ala summer di tepian pantai.

dok.pri
dok.pri
Jika anda mengunjungi pantai Pink 2 ini, jangan lupa siapkan perbekalan yang cukup karena di sekitar pantai hanya ada ladang kosong yang luas dan semak berduri. 

Sekitar pukul 13.00 WITA, kami meninggalkan pantai menuju Tanjung Bloam. Dalam perjalanan kami bertemu dengan rombongan remaja yang sepertinya juga akan menuju pantai Pink. 

Kak Leo memberi tahu jalan yang harus ditempuh oleh rombongan remaja tersebut. Kami kembali harus melewati hutan sengon yang seakan mati.

Ternyata pemirsa, kami harus menerobos hutan sengon yang eksotis. Saya takjub dan minta singgah sebentar untuk berfoto ria dan ternyata kawan yang lain juga berminat untuk foto di hutan yang meranggas itu.

dok.pri
dok.pri
Jalanan menuju Tanjung Bloam seakan merontokkan badan saya. Sesekali kami harus melewati pohon yang telah tumbang. Kami harus waspada setiap saat demi keselamatan kepala dari sapaan ranting-ranting. 

Tanaman berduri di kanan-kiri beberapa kali membuat pakaian saya tersangkut dan melukai tangan yang tidak tertutup pakaian. 

So, gaes, kalau hendak ke Tanjung Bloam harus pakai jaket atau baju tebal agar tidak tertusuk tanaman berduri di sepanjang jalan. 

Kalau saya pikir, jalan yang kami lalui ini bukan jalan umum, tapi kami berusaha mencari celah yang bisa dilewati di tengah hutan belantara.

Kami singgah sebentar untuk menikmati perbukitan gersang, pantai, dan hembusan angin, sebelum kembali melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Bloam. Angin di tempat ini seakan mendorong kuat tubuh saya untuk menjatuhkan diri ke pantai sangking kencangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun