Contoh kecilnya adalah pernyataan Prabowo yang mengatakan Indonesia mungkin akan bubar di 2030. Strategi politik seperti ini sangat buruk, karena membangun kesan negatif (attack) di alam bawah sadar, sehingga reaksi yang akan muncul adalah defensive.
Orang akan lebih peka bila komentar atau pernyataan memiliki persepsi positif untuk hidup mereka.
Strategi politik SBY dulu, yang lebih ke arah pencitraan, terbukti lebih memberikan kesan positif secara emosional ke pemilih.
Oleh karena itu, sebaiknya strategi politik pemenangan Prabowo diubah dari hardball menjadi softball politic, meski berdaya lontar lemah tapi memiliki daya serap yang tinggi.
Ini bisa dimulai dengan mengubah pola komunikasi publik Prabowo dengan media dan publik sendiri, serta mencari kandidat yang bisa membentuk imej baru bagi Prabowo.
Orang-orang yang ada di sekitar Prabowo juga harus mengubah pola komunikasinya dengan media dan publik, karena secara lansung juga membentuk imej dan  equity dari Prabowo sendiri.
Dan yang paling penting, materi kampanye harus diolah secara profesional dan terukur, sehingga lebih mengena dengan konteks ekonomi dan sosial masyakat Indonesia sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H