Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kriteria Presiden dan Realitas Ekonomi Indonesia

14 April 2018   18:06 Diperbarui: 17 April 2018   19:52 3053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Untuk menghadapi fase tersebut hal mendasar yang harus dicapai terlebih dahulu adalah bangkitnya industri berbasis manufaktur.

Industri manufaktur adalah dasar ekonomi yang paling kuat karena industri ini mampu merubah suatu barang memiliki nilai tambah dan memberikan dampak yang nyata untuk perekonomian masyarakat menengah ke bawah.

Baru kemudian, setelah industri berbasis manufaktur sukses maka industri berbasis teknologi modern bisa diimplementasikan, pasalnya industri ini hanya mampu mempekerjakan orang-orang yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan latar belakang pendidikan bagus.

Menurut Michelle Obama, pemimpin (Presiden) yang tepat adalah pemimpin yang pada dasarnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi dari staf ahlinya, serta memiliki pengetahuan sejarah, banyak membaca dan mampu menganalisa data.

Karena, meskipun pemimpin tersebut memiliki penasehat atau staf ahli akan tetapi mereka akan memberikan analisa dan opini yang berbeda, sehingga Presiden harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang mampu mengambil masukan yang tepat berdasarkan rasionalitas data dan melihat relevansinya terhadap kepentingan masyakat. Dan yang paling penting menurut Michelle adalah orang yang memiliki pengalaman dipemerintahan.

Oleh karena itu pemimpin yang tepat adalah bukan Presiden yang hanya mampu mengucapkan apa yang ingin didengarkan oleh pemilih akan tetapi pemimpin yang mampu secara intellectual dengan latar belakang kompetensi yang sudah terbukti dan memiliki keinginan membawa bangsa Indonesia  menjadi negara sukses dan kuat di industri manufaktur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun