Sambil terus terisak, ku letakkan serangkai bunga mawar merah, bunga kesukaan bunda. Kupeluk dan kucium nisan bunda dengan rasa duka yang mendalam.Â
Tidak, aku harus tegar dan ikhlas melepaskan kepergian bundaku.
 "Mungkin Tuhan lebih menyayangi bunda," batinku berusaha menenangkan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!