Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fitnah yang Tak Dirindukan

30 September 2015   14:04 Diperbarui: 30 September 2015   14:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Novelis Asma Nadia"][/caption]

Penulis best seller Asma Nadia akhir-akhir ini menjadi sorotan oleh netizen, sebab novelis tersebut menuliskan artikel yang mengundang kontroversi bagi pembaca. 26 September 2015, Republika Online memosting artikel Asma Nadia berjudul: “Karpet Merah Perenggut Nyawa”. Siapa sangka pada akhirnya artikel tersebut menjadi bumerang bagi penulisnya. Istri Isa Alamsyah tersebut dituduh Syiah oleh netizen. Dan parahnya beberapa anggota KBM (Komunitas Bisa Menulis) asuhan suami Asma Nadia juga turut “menuduhnya” seorang Syiah.

Apakah tuduhan itu benar? Jika tidak, maka siapa saja yang sudah menuduh Bunda Asma (sapaan beliau) sudah sepatutnya meminta maaf dan memulihkan nama baik beliau. Siapa pun yang dituduh tentu tidak senang,  bukan? Sama halnya dengan Asma Nadia yang gerah karena dari sana-sini menudingnya seorang Syiah.

Berikut klarifikasi Asma Nadia melalui twitternya:

*Kenapa saya dituduh syiah karena tulisan di resonansi, akan saya bahas. Semoga bisa diterima dengan hati jernih dan tanpa prasangka.

*Saya merujuk pada REPUBLIKA, 24 Sept. Dugaan, sekali lagi baru dugaan terkait mobil pangeran. Tulisan saya kirim tgl 25, 26 Sept dimuat.

*Detail TANGGAL ini penting, kecuali saya yang luput, tapi Allah menjadi saksi tidak ada unsur kesengajaan tertentu spt yang dituduhkan.

*Ketika resonansi saya ditulis (24-25 Sept) belum ada bahasan, kecuali saya luput, ttg kabar rombongan Iran yang dari arus berlawanan.

*Wallalu alam. Yg saya tahu Republika bukan media yang identik dgn syiah/Iran. Yg jelas sy tidak ambil dari media Iran.

*Sbg penulis bagi saya penting utk jika pasti katakan pasti. Jika baru dari lansiran media maka katakan demikian, dan ini saya lakukan.

*Maka di tulisan saya rekan tdk akan menemukan: TERNYATA PENYEBABNYA ROMBONGAN PANGERAN. Kesimpangsiuran ini dicantumkan, jg bantahan thd ini

*Menyelenggarakan haji kerja akbar & amanahberat bagi Saudi. Sy yakin jk keluarga kerajaan lewat hrsnya mereka punya cara aman bagi jamaah

*Waktu dapat ide judul saya tidak mengira akan terkesan sekeras itu, mhn maaf & TERNYATA sebagian pihak hny mengasosiasikan ke pangeran

*Knp? Sbb tulisan saya ada 4 bagian. 1. data korban Mina selama bbrp periode  haji. 2. Lansiran media soal pangeran. 3. pengalaman pribadi

*Terakhir dan ini sptnya luput dari ingatan teman2 tentang kasus pejabat negara di tanah air yang iring-iringan di jalan raya merenggut maut

*Jd karpet merah masuk ke lansiran media, tp ini pun bantahannya saya cantumkan, ke pengalaman pribadi&fakta kecelakaan maut di tanah air.

*Karpet merah perenggut nyawa. Iring2an kendaraan Presiden yg menyebabkan kecelakaan beruntun, 7 tewas, 5 luka-luka smg tdk terbalik angka

*Kasus iring2an VIP yg menyebabkan hilangnya nyawa TERJADI di tanah air, bukan Cuma opini Asma, dan ini bs jadi refleksi agar tak terulang.

*Saya kira bukan saya sendiri yang sebal melihat iring2an pejabat yang “memaksa” kendaraan menepi, atau berhenti, yang bisa berakibat fatal

*Lebih dari 753 wafat dalam kasus Mina, kita masih menunggu perkembangan resmi dan penjelasan dari pihak Saudi terkait ini. Tetapi...

*bahwa kita mendoakan mereka yang wafat semoga syahid dan Allah masukkan ke dalam surga, pasti. Al fatihah utk mereka

*bukan hny tp bbrp Ust jg pemerintah Indonesia pun kabarnya menimbang unt memberikan input agar pemerintah Saudi melakukan evaluasi.

*Crane jatuh itu musibah murni, krn badai. Tp kejadian Mina sdh berulang, kl pun skrg benar krn rombongan Iran, ada 3 kejadian sblmnya

*krn saya berharap pihak Saudi melakukan evaluasi hingga semakin menjamu tamu Allah. Lagi pula bukankah tugas Muslim utk Ishlah?

*lebih dari 753, saya blm update lagi, tewas. Puluhan jamaah kita masih hilang, tdkkah wajar berharap perbaikan hingga ini tak terulang?

*Karena saya mengkritik Saudi, dan padahal saya nggak sendiri & Iran mengkritik Saudi, maka saya = Iran = Syiah. Logika bagaimana ini L

*Ishlah sepanjang nafas hingga malaikat maut menjemput, wajib bagi mereka yang ingin bertemu dengan keridhaa-Nya

*Tidak ada yang ma’sum kecuali Rasul. Meski begitu beliau SAW selalu memperbaiki ibadah, istighfar lebih dari 100 kali setiap hari.

Asma Nadia memang geram atas tuduhan syiah dari sebagian followernya, namun begitu Bunda Asma belum berpikir untuk membawa perorangan ke jalur hukum. Tapi penulis berhijab tersebut tampaknya “akan” mengambil jalur hukum bagi media yang menghasut dirinya seorang syiah.

Seperti di twitternya @asmanadia me-retweet @alamislamnews: saya belum berpikir membawa perorgn yang memfitnah ke jalur hukum, tapi media yang menghasut akan saya pertimbangkan.

Seharusnya bagi yang sudah memfitnah Asma Nadia seorang Syiah bersukur karena tidak diperkarakannya ke jalur hukum atas pencemaran nama baik. Dan atas kejadian tersebut, semestinya jadi pelajaran bagi kita bersama agar tidak mudahnya terhasut dan terprovokasi menghakimi hamba Allah lainnya. Bukankah Allah Maha Tahu atas tindak-tanduk hamba-Nya? Lalu kenapa sebagian dari kita gampang sekali menjadi hakim bagi oranglain?

Dan kalaupun Republika “terindikasi” Syiah, namun harus dipahami pula, Asma Nadia hanya seorang kolumnis yang mencoba memberikan opini terhadap kejadian Mina. Jadi, tidak bisa begitu saja memvonis Asma Nadia seorang Syiah. Karena saya pribadi pernah juga dituduh bermacam-macam, karena tulisan: Memangnya Kenapa Kalau Sistem Khilafah Tegak di Indonesia?” yang diposting Islampos, dan saya posting juga di Kompasiana.

Saya juga heran atas tuduhan-tuduhan yang terlontar kepada saya, padahal hanya memberi opini, dan itu murni dari hati serta pikiran sendiri, tanpa ada kaitan degan pihak manapun. Bisa jadi kasus Asma Nadia tersebut seperti yang pernah saya alami.

Apakah saya membela istri dari pendiri KBM tersebut? Bisa iya, bisa juga tidak. Namun, yang terpenting adalah sesama Muslim jangan mudah menuduh oranglain begini-begitu. Karena bisa jadi kita menilai oranglain Syiah, sementara kita sendiri korban dari Syiah tersebut untuk saling membenci.

Sumber: Fitnah "syiah" yang Tak Dirindukan Asma Nadia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun