Mohon tunggu...
Asma
Asma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional di 2024

26 Maret 2024   18:45 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:51 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum pendidikan merupakan fondasi bagi perkembangan peserta didik. Perkembangan zaman dan tuntuan global menjadikan adanya penyesuaian kurikulum dan tinjauan ulang terhadap proses pengembangan kurikulum tersebut. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berinisiatif memberikan kebebasan kepada setiap sekolah untuk merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya masing-masing. Kurikulum yang dimaksud adalah Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka pertama kali diperkenalkan pada tahun 2022 sebagai inisiatif untuk meningkatkan relevansi dan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu mengatasi masalah learning loss yang terjadi akibat pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kurikulum yang digunakan oleh sekolah di seluruh Indonesia yang membuat peserta didik sulit untuk mengikuti materi yang dimulai di sekolah lainnya. 

Kurikulum Merdeka juga diperkenalkan mengusung pendekatan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Guru memiliki kebebasan dalam memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Dengan demikian, peserta didik memiliki lebih banyak waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Pada tahun 2022, sekitar 142.000 sekolah telah menerapkan kurikulum ini secara mandiri. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan yang tinggi dari setiap sekolah untuk menerapkan kurikulum yang lebih mudah dipahami dan efektif. 

Tahun selanjutnya, jumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka meningkat menjadi 143.000 satuan pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka telah diterima dengan baik oleh masyarakat di Indonesia dan menunjukkan bahwa banyak pihak yang mendukung penerapan kurikulum ini sebagai langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada tahun 2024, Kurikulum Merdeka yang sebelumnya diperkenalkan sebagai inovasi pendidikan di Indonesia akan diresmikan sebagai kurikulum nasional. Kurikulum Merdeka ini diadopsi dari sejumlah negara maju dengan penyesuaian terhadap konteks dan kebutuhan pendidikan di Indonesia. 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim menyatakan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional merupakan langkah penting untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga mereka siap menghadapi tantangan global.

Keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka salah satunya terdapat di Sekolah Muhammadiyah 2 Tarakan, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Di sekolah tersebut, melalui upaya dari kepala sekolah, Asnawir yang dijuluki sebagai Duta Penerapan Kurikulum Merdeka berhasil menjadi contoh sukses dalam menerapkan kurikulum ini. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah. 

Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk para pendidik dan orang tua murid. Mereka melihat bahwa Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma pendidikan yang selama ini terasa monoton dan kurang relevan dengan perkembangan zaman.

Sebagai langkah awal, pemerintah fokus pada implementasi Kurikulum Merdeka di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Menteri Nadiem menyatakan bahwa penerapan kurikulum di daerah tersebut sangat penting untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antar wilayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun