Ketidaknetralan inilah yang membuat semuanya menjadi jenuh, padahal belum tentu salah satu kerabat musuhmu setuju dengan tingkah lakunya.
Bisa jadi dia diperlakukan sama denganmu. Lalu apa bedanya kamu dengan dia? Berarti kamu tak lebih dari seorang provokator yang membutuhkan pengakuan untuk mengadu domba orang lain. Saya tahu hal ini susah sekali diterapkan, tetapi lebih baik menghentikan prasangka dan fokus ke inti masalah daripada mengeneralisir permasalahan.
3. Jika situasi sudah beracun, pergilah dan cari tempat yang aman.
Kata toxic seringkali disalahgunakan oleh segelintir orang untuk membungkam argumen seseorang dan menstereotipe kalau dirimu lemah dan tak berdaya.
Ya memang tak dipungkiri banyak orang tinggal menjustifikasi kata toxic untuk memutuskan hubungan dan mempertahankan pendapatnya.
Tetapi satu hal yang perlu diketahui toxic atau tidaknya situasi atau seseorang, hanyalah kamu yang tahu seberapa besar kadar beracunnya zona tersebut.
Sedangkan orang lain hanya bisa melihat atau mendengar di permukaan saja. Jadi dalam beberapa hal omongan orang itu tidak bisa dicerna atau ditelan 100%.
Kita yang berhak memilih dan kita tidak bisa memaksa pemikiran orang lain untuk setuju dengan kita begitu juga sebaliknya.
4. You Have To Know Yourself Better Than Others. Â
Ini terdengar kejam bagi sebagian orang, tetapi intinya hanyalah kamu yang bisa menolong dirimu sendiri. Jangan sembarangan cerita kepada orang lain dengan dalih
menghilangkan beban, bisa saja kan dia tidak memiliki perasaan yang sama denganmu. Niatmu mungkin untuk dikasihani, tetapi bisa saja dia bertepuk tangan di atas penderitaanmu.