Bedanya adalah drama ini lebih dititik beratkan pada persoalan internal, dimana konflik batin antara Ana dan Daimon dibahas sangat amat panjang dibanding meng-expose kelebihan Helstrom bersaudara yang notabene dijadikan sebagai superhero.
Kalau ditanya apakah drama ini seram? Tentu tidak, walau mengikutsertakan iblis sebagai kunci cerita tetapi saya melihat penempatan alur cerita dan penokohan iblis tidaklah kuat.
Tidak ada penjabaran secara detail mengapa iblis itu dianggap berbahaya, asal usulnya dan proses masuknya setan ke tubuh manusia. Sangat disayangkan padahal ada sepuluh episode tetapi tidak dikemas secara padat. Terlalu banyak plot hole dan dialog yang bertele-tele, yang lambat lalun membuat drama ini membosankan.
Biasanya drama barat mengandung banyak teknik dan pesan yang sangat kuat, sayangnya di drama ini saya hanya bisa mengambil pesan yang sangat sedikit. Hal ini berakibat pada ekseskusi penghabisan di episode sepuluh menjadi kurang maksimal, dimana iblis yang digambarkan sebagai sosok yang kuat ternyata hanya disajikan dengan menggantung.
Saya mengerti kalau arah drama ini akan dibawa menuju ke season selanjutnya dengan episode berlapis-lapis. Â
Tetapi di episode terakhir biasanya menjadi kunci penghabisan dimana penonton yang tadinya selalu mengikuti semua serial, mendadak menjadi malas ketika mengetahui hasil akhirnya. Sangat disayangkan, padahal saya sangat suka dengan ide ceritanya dimana konflik keluarga adalah pendekatan humanis yang sangat logis dan pasti dialami oleh setiap manusia.
Beberapa plot twist yang harusnya bisa dikembangkan dengan baik malah menjadi stuck dan tak menonjol. Kemudian sosok sang ayah yang digambarkan sangat bengis, tak berperasaan hingga episode terakhir tidak dimunculkan.
Hilangnya fokus masalah ini semakin diperkuat dengan kehadiran Mother, setan yang sempat hidup di tubuh Victoria yang malah menjadi inti villain dan menguasai alur cerita. Untuk rewatch? Saya rasa tidak. Saya jauh lebih menikmati versi DC yaitu John Constantine atau Ghost Rider jilid pertama.Â
Walau begitu terdapat beberapa pesan yang bisa saya ambil:
1. Toxic Family Is Really Exist